bacakoran.co – program resmi dilaksanakan pada senin (6/1/2025).
sebanyak 190 dapur dari total target 937 satuan pelayanan pemenuhan gizi (sppg) mulai beroperasi di 26 provinsi.
namun, angka ini masih jauh dari target yang harus dicapai pada akhir januari 2025.
kepala komunikasi kepresidenan republik indonesia, hasan nasbi menyebut implementasi awal ini merupakan tahap perintisan untuk memastikan kesiapan di lapangan.
“saat ini, 190 dapur telah beroperasi, dan jumlahnya akan terus bertambah setiap hari. target kami adalah mencapai 937 dapur aktif pada akhir bulan ini,” ujar hasan dalam pernyataan resminya.
menggerakkan umkm dan kolaborasi nasional
program mbg melibatkan banyak pihak untuk mendukung rantai pasoknya, termasuk umkm, koperasi, dan badan usaha milik desa (bumdes).
data menunjukkan, 140 umkm sudah aktif berpartisipasi dalam penyediaan bahan baku untuk dapur mbg, dengan ribuan lainnya dalam proses evaluasi.
“pemerintah menjamin proses pendaftaran mitra kerja ini sepenuhnya gratis. kami juga terus memantau kualitas gizi dan efisiensi distribusi makanan melalui pengawasan ketat di setiap dapur,” tambah hasan.
standar pengelolaan yang ketat
setiap dapur mbg dikelola oleh seorang kepala sppg yang bekerja sama dengan ahli gizi dan akuntan untuk memastikan setiap aspek operasional.
mulai dari kualitas gizi hingga pengolahan limbah, berjalan dengan baik.
“pengawasan ketat ini dilakukan untuk memastikan makanan yang disalurkan tidak hanya bergizi tetapi juga memenuhi standar kebersihan dan kelayakan konsumsi,” jelas hasan.
sebaran dapur dan fokus regional
menurut bgn, jawa barat menjadi provinsi dengan jumlah dapur mbg terbanyak, yaitu 57 lokasi.
selain itu, dapur mbg tersebar di berbagai daerah seperti aceh, bali, banten, jakarta, jawa tengah, kalimantan timur, hingga papua selatan.
“distribusi ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memastikan pemerataan akses makanan bergizi di seluruh indonesia,” kata kombes pol lalu muhammad iwan mahardan, kepala biro hukum dan humas bgn.
apa tantangannya?
meski langkah awal ini menjanjikan, masih ada sejumlah tantangan besar, di antaranya:
1. peningkatan kapasitas operasional: perlu percepatan untuk mencapai target 937 dapur aktif dalam waktu singkat.
2. distribusi merata: beberapa daerah terpencil memerlukan perhatian khusus agar tidak tertinggal dalam program ini.
3. sumber daya dan infrastruktur: menjamin kesiapan logistik dan tenaga ahli di setiap dapur sppg.