Konflik Mendikti Saintek Satryo dan Neni Herlina Berakhir dengan Kesepakatan Damai: Saling Memaafkan
Konflik antara Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro dan ASN Neni Herlina telah berakhir damai--X @indria123456
BACAKORAN.CO - Konflik yang sempat memanas antara Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro dan Aparatur Sipil Negara (ASN) Neni Herlina akhirnya berakhir dengan damai.
Keduanya telah bertemu dan sepakat menyelesaikan masalah ini dengan baik.
Penyelesaian ini dilakukan setelah dilangsungkannya pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk pegawai Angga dan Ketua Paguyuban Pegawai Dikti Suwitno di rumah dinas menteri di Widya Chandra, Jakarta Selatan, pada malam hari tanggal 20 Januari 2025.
Sekretaris Jenderal Kemendiktisaintek, Togar M. Simatupang, mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana damai dan penuh pengertian.
BACA JUGA:Dua Pentolan Demo di Kemendikti Dipanggil Menteri Satryo ke Kediamannya Malam-malam, Ada Apa?
BACA JUGA:Heboh! Livy Renata Diduga Sindir Deddy Corbuzier Soal Kritik Menu Makan Bergizi Gratis
"Pertemuan terjadi di rumah dinas Pak Menteri pukul setengah 8 malam. Di situ terjadi perbincangan dari mulai aspirasi perbedaan yang ada sampai rekonsiliasi," ungkap Togar kepada para wartawan.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak dikabarkan telah saling memahami dan memaafkan, serta menyelesaikan segala kesalahpahaman yang ada selama ini.
"Kami saling menerima dan memaafkan, serta meluruskan segala hal yang perlu diperbaiki," tambah Togar.
Neni dan Angga yang sempat disebut-sebut terkena dampak reorganisasi, dipastikan tetap bekerja di Kemendiktisaintek.
"Neni dan Angga tetap berada di Kemendiktisaintek, tidak ada pemecatan. Kami menganggap pegawai sebagai bagian dari keluarga besar Kemendiktisaintek," Tegas Togar.
Togar juga menjelaskan bahwa perbedaan pendapat dan miskomunikasi memang biasa terjadi dalam dinamika organisasi.
Namun penting bagi semua pihak untuk menyikapi perbedaan tersebut dengan bijaksana dan mengedepankan perdamaian.
"Iyalah Kita harus dewasa dalam menyikapi perbedaaan. Kan ini ada perbedaan miskom, interkultural, perseptual, dan macam-macam. Ini kan biasa dalam pemekaran organisasi," kata Togar.