bacakoran.co

BMKG Sudah Peringatkan Sejak Februari! Banjir Jabodetabek Meluas, Puncak Hujan Diprediksi 11-20 Maret

Prediksi cuaca ekstrem BMKG di Indonesia--Ist

BACAKORAN.CO - Banjir besar yang melanda wilayah Jabodetabek sejak Senin (3/3) ternyata sudah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sejak Februari lalu.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini sejak 27 Februari 2025 terkait potensi hujan lebat hingga ekstrem yang berlangsung hingga 6 Maret.

"Kami sudah mendeteksi potensi hujan lebat sejak 27 Februari dan mengeluarkan peringatan dini yang berlaku mulai 28 Februari hingga 6 Maret. Kami terus memantau kondisi ini, dan kemarin (3/3) siang sekitar pukul 12.00 WIB, semakin jelas bahwa prediksi tersebut akan terjadi, sehingga peringatan dini semakin kami gencarkan," ujar Dwikorita dalam wawancara, Selasa (4/3).

BACA JUGA:Banjir Tunda Duel Persija Jakarta Lawan PSIS Semarang, Stadion Patriot Chandrabhaga Tergenang Air!

BACA JUGA:Ngenes Banget! Sapi Ikut Kebanjiran, Air di Bekasi Udah Segini Parahnya

Menurut BMKG, hujan dengan intensitas tinggi ini tidak hanya terjadi di Jabodetabek, tetapi juga melanda sejumlah wilayah lain seperti Jawa Barat, Banten, Lampung, Palembang, Bengkulu, dan Jambi.

BMKG memperingatkan bahwa meskipun saat ini banjir masih berlangsung, potensi hujan ekstrem belum sepenuhnya berakhir.

Diperkirakan, peningkatan intensitas hujan akan terjadi kembali pada 11-20 Maret 2025.

"Dari analisis kami, hujan ekstrem masih mungkin terjadi selama sepekan ke depan. Bahkan, puncaknya diprediksi akan terjadi di 10 hari kedua Maret, yaitu mulai 11 Maret dengan intensitas lebih tinggi dari yang saat ini," jelasnya.

BACA JUGA:Banjir Bekasi Belum Surut! Warga Terjebak, Evakuasi Terkendala

BACA JUGA:Banjir Besar Rendam Kota Bekasi, Ribuan Warga Terjebak Ketinggian Air Capai 3 Meter!

Untuk mengurangi dampak banjir, BMKG telah merekomendasikan pemerintah melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Menurut Dwikorita Karnawati, upaya ini sudah mulai dikoordinasikan sejak pagi tadi dan akan segera dilaksanakan.

"Modifikasi cuaca akan difokuskan pada awan-awan yang belum mengumpul, terutama di atas perairan sekitar Jawa Barat dan Selat Sunda. Jika awan sudah menggumpal seperti yang terjadi kemarin, maka akan sulit untuk dimodifikasi," tambahnya.

BMKG Sudah Peringatkan Sejak Februari! Banjir Jabodetabek Meluas, Puncak Hujan Diprediksi 11-20 Maret

Ainun

Ainun


bacakoran.co - banjir besar yang melanda wilayah sejak senin (3/3) ternyata sudah diprediksi oleh badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika (bmkg) sejak februari lalu.

kepala bmkg, dwikorita karnawati, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini sejak 27 februari 2025 terkait potensi hingga ekstrem yang berlangsung hingga 6 maret.

"kami sudah mendeteksi potensi hujan lebat sejak 27 februari dan mengeluarkan peringatan dini yang berlaku mulai 28 februari hingga 6 maret. kami terus memantau kondisi ini, dan kemarin (3/3) siang sekitar pukul 12.00 wib, semakin jelas bahwa prediksi tersebut akan terjadi, sehingga peringatan dini semakin kami gencarkan," ujar dwikorita dalam wawancara, selasa (4/3).

menurut bmkg, hujan dengan intensitas tinggi ini tidak hanya terjadi di jabodetabek, tetapi juga melanda sejumlah wilayah lain seperti jawa barat, banten, lampung, palembang, bengkulu, dan jambi.

bmkg memperingatkan bahwa meskipun saat ini banjir masih berlangsung, potensi belum sepenuhnya berakhir.

diperkirakan, peningkatan intensitas hujan akan terjadi kembali pada 11-20 maret 2025.

"dari analisis kami, hujan ekstrem masih mungkin terjadi selama sepekan ke depan. bahkan, puncaknya diprediksi akan terjadi di 10 hari kedua maret, yaitu mulai 11 maret dengan intensitas lebih tinggi dari yang saat ini," jelasnya.

untuk mengurangi dampak banjir, bmkg telah merekomendasikan pemerintah melakukan teknologi modifikasi cuaca (tmc).

menurut dwikorita karnawati, upaya ini sudah mulai dikoordinasikan sejak pagi tadi dan akan segera dilaksanakan.

"modifikasi cuaca akan difokuskan pada awan-awan yang belum mengumpul, terutama di atas perairan sekitar jawa barat dan selat sunda. jika awan sudah menggumpal seperti yang terjadi kemarin, maka akan sulit untuk dimodifikasi," tambahnya.

bmkg mengaku telah berkoordinasi secara intens dengan badan penanggulangan bencana daerah (bpbd) di berbagai provinsi, termasuk dki jakarta, jawa barat, dan banten.

namun, ia tidak dapat memastikan apakah semua rekomendasi bmkg telah diterapkan dengan maksimal di lapangan.

"kami terus berkomunikasi dengan bpbd dan pemerintah daerah. namun, ada beberapa faktor yang mungkin tidak terantisipasi, seperti skala hujan yang melampaui kapasitas infrastruktur yang ada," ujarnya.

menurutnya, bmkg bahkan telah memberikan data prediksi hujan hingga ke tingkat kecamatan dan desa.

sehingga daerah-daerah yang berpotensi terdampak seharusnya sudah bisa melakukan persiapan evakuasi lebih dini.

bmkg menegaskan bahwa wilayah yang menjadi prioritas utama dalam modifikasi cuaca adalah daerah dengan intensitas hujan tertinggi, terutama di dataran tinggi dan daerah hulu.

"wilayah dengan intensitas hujan tinggi seperti puncak dan bogor menjadi prioritas utama. pasalnya, hujan di wilayah ini dapat menyebabkan banjir kiriman ke jakarta dan bekasi. selain itu, bekasi dan tangerang juga menjadi perhatian karena potensi hujan ekstrem di daerah tersebut," terang dwikorita.

dengan adanya peringatan ini, masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, terutama di wilayah yang sudah terdampak.

pemerintah daerah juga didorong untuk mempercepat langkah mitigasi guna mengurangi dampak bencana.  

tetap pantau informasi terbaru terkait banjir hanya di bacakoran.co.

Tag
Share