Owner Jayanti Salon di Palembang Ditipu Orang Asing Rp7,8 Miliar dan Foto Tanpa Busana Tersebar!

Owner Jayanti Salon melaporkan Kasus penipuan ke Polda Sumsel dan telan Kerugian Rp7,8 Miliar --DetikSumsel
BACAKORAN.CO - Baru-baru ini Owner salon di Palembang melampirkan diri telah menjadi korban penipuan oleh pria asing berkewarganegaraan China yang ia kenal dari sosial media Instagram.
Owner salon Jayanti di MP Mangku Negara, Kelurahan Bukit Sangkal, Sako Palembang ini bernama Jayanti (29) dan telah menelan kerugian Rp 7,8 miliar.
Tidak hanya rugi di bagian materi, tapi videonya tanpa busana ikut disebarkan oleh pelaku tersebut.
Hal inilah yang membuatnya melaporkan kejadian ini ke Subdit Cyber Ditreskrimsus Polda Sumsel di bulan Februari 2025 lalu.
BACA JUGA:Viral Kim Soo Hyun Disebut Pacari Mendiang Kim Sae Ron Saat Masih SMP, Netizen Labeli Pedofil
BACA JUGA:Heboh! Dugaan Korupsi Bank BJB Seret Nama Eks Gubernur Jabar, 5 Tersangka Sudah Diamankan!
Jayanti didampingi oleh kuasa hukumnya Hengki SH.MH menyampaikan hal ini jangan sampai menimpa orang lain dan akan menjadi pelajaran.
"Ini semua menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi diri saya dan sebagai edukasi untuk masyarakat di Indonesia jangan sekali kali percaya kepada orang yang dikenal lewat media sosial,"kata kepada wartawan, dikutip Bacakoran.co dari detiksumsel, Selasa (11/3/2025).
Kronologi Penipuan
Awalnya Jayanti berkenalan dengan pria asing tersebut melalui Instagram pada 27 September 2024, pukul 10.10 Wib dan pelaku tersebut memakai akun Instagram dengan username Evan dan mengirimkan DM ke korban.
BACA JUGA:Terbongkar! Pemerasan Oknum Polisi: Diduga Paksa Pengguna Narkoba Berutang di Pinjol demi Uang Damai
BACA JUGA:Pelaku Pengurangan Minyakita di Sanksi Tegas, Izin Usaha akan Dicabut?
Kemudian pelaku menawarkan investasi Boyner Asia yang menjual barang-barang brended dengan keuntungan mencapai 5-15 persen.
Selanjutnya selama dua bulan korban kirim atau transfer uang sampai mengalami kerugian mencapai Rp7,8 miliar.
Proses transfer ini dilakukan korban kepada pelaku dengan 37 rekening berbeda ke bank yang ada di Indonesia bukan bank Negara Cina.