bacakoran.co

AS Usir Dubes Afrika Selatan! Rasool Dituduh Benci Trump, Ada Apa?

Pemerintah AS secara resmi mengusir Duta Besar Afrika Selatan, Ebrahim Rasool dari Negeri Paman Sam.--

BACAKORAN.CO - Drama diplomatik antara Amerika Serikat dan Afrika Selatan makin panas! Pemerintah AS secara resmi mengusir Duta Besar Afrika Selatan, Ebrahim Rasool, dari Negeri Paman Sam.

Alasan utamanya? Rasool dituding 'benci Amerika' dan 'benci Trump'. Waduh!

Pernyataan pengusiran ini langsung diumumkan oleh Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio lewat akun media sosial X (dulunya Twitter) pada Jumat (14/3/2025) waktu setempat.

Dalam unggahannya yang langsung bikin heboh, Rubio menyebut, "Duta Besar Afrika Selatan untuk AS tidak lagi diterima di negara hebat ini."

BACA JUGA:Donald Trump Sebut Akan Ambil Alih Wilayah Gaza, Kehancuran Palestina dalam 15 Bulan

BACA JUGA:Mahmoud Abbas Tolak Keras Rencana Donald Trump ‘Ambil Alih’ Gaza: Hak Palestina Tak Bisa Dinegosiasi!

Rubio bahkan menambahkan kalau Rasool adalah politisi rasis yang suka menghasut soal isu rasial dan sangat anti dengan Presiden AS saat ini, Donald Trump.

"Kami tidak punya hal untuk dibicarakan dengannya. Dia resmi jadi persona non grata," kata Rubio dengan nada tegas.

Sebagai informasi, persona non grata adalah istilah diplomatik yang artinya seseorang tidak diinginkan di suatu negara.

Biasanya ini berlaku untuk pengusiran diplomat asing, dan langkah ini tergolong langka banget buat negara sebesar AS.

BACA JUGA:Tersandung Kasus Narkoba dan Pencabulan, Kompolnas Ungkap Sidang Etik AKBP Fajar akan Segera Digelar!

BACA JUGA:Kacau, Pagar Laut di Tanggerang Belum Sepenuhnya Dicabut, Ternyata Ini Alasannya!

Ternyata, dalam sebuah seminar kebijakan luar negeri yang digelar pada hari yang sama, Rasool menyebut gerakan “Make America Great Again” alias MAGA milik Trump sebagai bentuk reaksi supremasi kulit putih terhadap keragaman demografis di AS.

Wah, jelas saja ini bikin panas kuping Gedung Putih!

AS Usir Dubes Afrika Selatan! Rasool Dituduh Benci Trump, Ada Apa?

Melly

Melly


bacakoran.co - drama diplomatik antara amerika serikat dan afrika selatan makin panas! pemerintah secara resmi mengusir duta besar afrika selatan, ebrahim rasool, dari negeri paman sam.

alasan utamanya? rasool dituding 'benci amerika' dan 'benci trump'. waduh!

pernyataan pengusiran ini langsung diumumkan oleh menteri luar negeri as, marco rubio lewat akun media sosial x (dulunya twitter) pada jumat (14/3/2025) waktu setempat.

dalam unggahannya yang langsung bikin heboh, rubio menyebut, "duta besar afrika selatan untuk as tidak lagi diterima di negara hebat ini."

rubio bahkan menambahkan kalau rasool adalah politisi rasis yang suka menghasut soal isu rasial dan sangat anti dengan presiden as saat ini,

"kami tidak punya hal untuk dibicarakan dengannya. dia resmi jadi persona non grata," kata rubio dengan nada tegas.

sebagai informasi, persona non grata adalah istilah diplomatik yang artinya seseorang tidak diinginkan di suatu negara.

biasanya ini berlaku untuk pengusiran diplomat asing, dan langkah ini tergolong langka banget buat negara sebesar as.

ternyata, dalam sebuah seminar kebijakan luar negeri yang digelar pada hari yang sama, rasool menyebut gerakan “make america great again” alias maga milik trump sebagai bentuk reaksi supremasi kulit putih terhadap keragaman demografis di as.

wah, jelas saja ini bikin panas kuping gedung putih!

rasool juga menyebut sikap sebagai cerminan supremasi kulit putih yang merasa terancam karena pergeseran kekuasaan global.

komentar ini langsung memicu reaksi keras dari kalangan konservatif as, termasuk media seperti breitbart yang kemudian menyebarkan cuplikan pernyataan rasool secara luas.

ketegangan antara as dan afrika selatan sendiri udah naik sejak trump kembali ke kursi presiden.

beberapa waktu lalu, trump membekukan bantuan luar negeri untuk afrika selatan karena menuding pemerintah pretoria merampas tanah milik petani kulit putih.

nggak cuma itu, trump bahkan menawarkan "jalur cepat kewarganegaraan as" buat petani kulit putih yang merasa tidak aman tinggal di afrika selatan.

hal ini makin memanaskan situasi, apalagi ditambah komentar tajam dari elon musk yang menyebut pemerintah afrika selatan rasis karena undang-undang soal tanah.

masalah kepemilikan tanah di afrika selatan emang masih jadi isu panas.

tiga dekade setelah berakhirnya apartheid, mayoritas lahan pertanian masih dikuasai oleh kelompok kulit putih.

pemerintah pretoria pun terus didesak buat melakukan reformasi agraria yang lebih adil.

dengan pengusiran rasool ini, hubungan washington-pretoria diprediksi akan makin tegang.

akankah afrika selatan balas mengusir diplomat as juga? kita tunggu babak selanjutnya!

Tag
Share