bacakoran.co

33 Titik Kecuali Bali Akan Lakukan Rukyatul Hilal Untuk Penentuan Lebaran Idul Fitri 1446 H pada 29 Maret 2025

Ilustrasi saat melakukan rukyatul hilal -kemenag-

BACAKORAN.CO - Kementrian Agama (Kemenag) melakukan persiapan untuk melaksanakan rukyatul hilal. Mereka menggelar rapat Rapat Koordinasi (Rakor) persiapan rukyatulhilal awal Syawal 1446 H secara daring pada Kamis (27/3). 

Rakor dihadiri Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag se-Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, dibahas kesiapan pelaksanaan rukyatul hilal di 33 titik nasional. 

Rukyatul hilal akan dilakukan pada 29 Maret 2025. Tanggal ini bertepatan dengan 29 Ramadan 1446 H. Namun untuk kali ini Bali tidak melaksanakan rukyat karena bertepatan dengan perayaan Hari Raya Nyepi. 

Menurut Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Abu Rokhmad, kegiatan rukyatul hilal ini bukan sekadar aktivitas seremonial. Ini adalah bukti kecintaan pada ilmu pengetahuan astronomi dan dedikasi terhadap akurasi ilmu falak dan pelayanan umat.

“Rukyatulhilal bukan hanya tentang melihat bulan. Ini adalah bagian dari upaya kita memastikan ketepatan hisab serta memberikan kepastian kepada umat Islam mengenai waktu ibadah,” terang Abu.

BACA JUGA:Pendaftaran Beasiswa BIB Kemenag Segera Dibuka 1 April 2025, Fully Funded Loh, Ini Persyaratannya

Ia menjelaskan, meskipun secara astronomi hilal diperkirakan berada di bawah ufuk dan sulit terlihat, rukyat tetap dilakukan.

Menurutnya, hal ini bukan sekadar formalitas, tetapi bentuk penghormatan terhadap metode yang dianut oleh sebagian masyarakat serta upaya pengembangan ilmu pengetahuan.

“Pergerakan benda langit itu dinamis. Rukyat menjadi momen pembuktian bahwa hitungan hisab yang kita gunakan selama ini benar-benar akurat. Ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat bahwa Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan,” lanjutnya.


Suasana rapat koordinasi terkait persiapan rukyatul hilal-kemenag-

Abu menekankan pentingnya keseimbangan antara ilmu falak dan tradisi keagamaan dalam penentuan awal bulan hijriah. Ia mengatakan bahwa Kemenag hadir untuk menjembatani berbagai pendekatan yang ada agar tetap dalam koridor persatuan.

“Indonesia adalah negara dengan keberagaman pandangan dalam penentuan awal bulan. Peran Kemenag adalah menjembatani berbagai pendekatan ini agar tetap dalam koridor persatuan," jelasnya. 

BACA JUGA:Kemenag dan Maskapai Garuda Indonesia Teken MoU Angkut Penerbangan 90.993 Jemaah Haji 2025 dari 7 Embarkasi

"Sidang isbat yang akan kita gelar nanti bukan hanya forum pengambilan keputusan, tetapi juga refleksi dari prinsip moderasi beragama yang kita junjung,” ungkapnya.

33 Titik Kecuali Bali Akan Lakukan Rukyatul Hilal Untuk Penentuan Lebaran Idul Fitri 1446 H pada 29 Maret 2025

Kumaidi

Kumaidi


bacakoran.co - kementrian agama (kemenag) melakukan persiapan untuk melaksanakan rukyatul hilal. mereka menggelar rapat rapat koordinasi (rakor) persiapan rukyatulhilal awal syawal 1446 h secara daring pada kamis (27/3). 

rakor dihadiri kepala bidang urusan agama islam kanwil kemenag se-indonesia. dalam pertemuan tersebut, dibahas kesiapan pelaksanaan rukyatul hilal di 33 titik nasional. 

rukyatul hilal akan dilakukan pada 29 maret 2025. tanggal ini bertepatan dengan 29 ramadan 1446 h. namun untuk kali ini bali tidak melaksanakan rukyat karena bertepatan dengan perayaan hari raya nyepi. 

menurut direktur jenderal bimbingan masyarakat (dirjen bimas) islam kementerian agama (kemenag), abu rokhmad, kegiatan rukyatul hilal ini bukan sekadar aktivitas seremonial. ini adalah bukti kecintaan pada ilmu pengetahuan astronomi dan dedikasi terhadap akurasi ilmu falak dan pelayanan umat.

“rukyatulhilal bukan hanya tentang melihat bulan. ini adalah bagian dari upaya kita memastikan ketepatan hisab serta memberikan kepastian kepada umat islam mengenai waktu ibadah,” terang abu.

ia menjelaskan, meskipun secara astronomi hilal diperkirakan berada di bawah ufuk dan sulit terlihat, rukyat tetap dilakukan.

menurutnya, hal ini bukan sekadar formalitas, tetapi bentuk penghormatan terhadap metode yang dianut oleh sebagian masyarakat serta upaya pengembangan ilmu pengetahuan.

“pergerakan benda langit itu dinamis. rukyat menjadi momen pembuktian bahwa hitungan hisab yang kita gunakan selama ini benar-benar akurat. ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat bahwa islam sangat menghargai ilmu pengetahuan,” lanjutnya.


suasana rapat koordinasi terkait persiapan rukyatul hilal-kemenag-

abu menekankan pentingnya keseimbangan antara ilmu falak dan tradisi keagamaan dalam penentuan awal bulan hijriah. ia mengatakan bahwa kemenag hadir untuk menjembatani berbagai pendekatan yang ada agar tetap dalam koridor persatuan.

“indonesia adalah negara dengan keberagaman pandangan dalam penentuan awal bulan. peran kemenag adalah menjembatani berbagai pendekatan ini agar tetap dalam koridor persatuan," jelasnya. 

"sidang isbat yang akan kita gelar nanti bukan hanya forum pengambilan keputusan, tetapi juga refleksi dari prinsip moderasi beragama yang kita junjung,” ungkapnya.

abu juga mengungkapkan pentingnya dokumentasi dalam proses rukyat. ia meminta seluruh tim di daerah untuk merekam pergerakan teleskop sebelum, saat, dan setelah matahari terbenam sebagai bahan verifikasi ilmiah.

“kita ingin data yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan. bahkan jika hilal tidak terlihat, tetap harus ada laporan lengkap yang dikumpulkan dan dilaporkan ke pusat,” katanya.

selain itu, ia menginstruksikan kantor wilayah kemenag untuk menyiapkan alat pemantauan dan mendaftarkan kegiatan rukyat ke pengadilan agama setempat. 

jika ada peralatan yang rusak, ia meminta agar segera dilaporkan ke pusat untuk ditindaklanjuti.

dalam pelayanan umat, abu menekankan pentingnya komunikasi yang baik kepada masyarakat dan media sehingga tidak menimbulkan kebingungan.

“jangan sampai masyarakat bertanya-tanya, kenapa rukyat tetap dilakukan jika hilal di bawah ufuk? di sinilah peran kita untuk menjelaskan bahwa ini adalah bagian dari verifikasi ilmiah, sekaligus wujud kepatuhan terhadap sunnah rasulullah saw.,” tegasnya.

ia menambahkan, kemenag berkomitmen untuk terus menggelar rukyatulhilal dengan standar ilmiah yang tinggi serta pendekatan yang inklusif.

“dengan begitu, penentuan awal bulan hijriah di indonesia tidak hanya menjadi bagian dari ibadah, tetapi juga kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan harmonisasi keberagaman umat,” tandasnya.

Tag
Share