Kapan Lebaran Idulfitri 1446 H? Ini Hasil Sidang Isbat Kementrian Agama

Seminar Sidang isbat di kemenag-kemenag-
BACAKORAN.CO - Kementrian Agama atau Kemenag telah menggelar Sidang Isbat awal Syawal 1446 Hijriyah. Sidang berlangsung di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama Jakarta, Sabtu (29/3/2025).
Sidang Isbat ditunggu masyarakat karena menjadi pijakan untuk merayakan Lebaran Idulfitri 1446 H.
Sidang Isbat diikuti oleh perwakilan ormas Islam, perwakilan duta besar negara sahabat, serta jajaran Kemenag.
Seperti biasa, sidang diawali dengan Seminar Sidang Isbat Syawal yang mengangkat tema Antara Tradisi, Sains, dan Regulasi.
BACA JUGA:Kuota Haji Reguler Terisi 95 Persen, Kemenag Buka Pelunasan Lagi Mulai 8 April 2025
Dalam seminar tersebut, hadir beberapa narasumber, yaitu KH Julian Lukman perwakilan dari PP Al Washliyah, KH. Zufar Bawazir perwakilan dari Al-Irsyad Al-Islamiyyah.
Kemudian H.Sriyatin Shodiq perwakilan dari Muhammadiyah, dan H. Cecep Norwendaya dari Tim Hisab Rukyat Kemenag RI.
Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag Cecep Norwendaya mengungkapkan bahwa secara astronomis, posisi hilal di Indonesia pada saat Maghrib di 29 Maret 2025, masih berada di bawah ufuk.
Suasana Sidang Isbat di Kementrian Agama-kemenag-
Kamudian kriteria baru MABIMS yang ditetapkan pada 2021 tidak terpenuhi, sehingga mustahil dapat teramati.
BACA JUGA:Pendaftaran Beasiswa BIB Kemenag Segera Dibuka 1 April 2025, Fully Funded Loh, Ini Persyaratannya
Kriteria baru MABIMS menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.
Sementara menurut Cecep, pada saat Magrib 29 Maret 2025, posisi bulan di Indonesia tingginya minus 3 derajat 15 menit 28 detik sampai minus 1 derajat 4 menit 34 detik. Dengan sudut elongasi antara minus 1 derajat 36 menit 23 detik sampai 1 derajat 12 menit 53 detik.
"Di seluruh wilayah Indonesia, posisi hilal pada 29 Ramadan 1446 H berada di bawah ufuk. Berdasarkan data yang ada maka dapat disimpulkan bahwa di wilayah NKRI, hilal awal Syawal mustahil teramati," terang Cecep Norwendaya.