bacakoran.co - jumlah korban jiwa di akibat operasi militer israel terus melonjak drastis.

hingga awal april 2025, angka kematian warga palestina telah mencapai 50.609 jiwa, dengan lebih dari 115.000 orang terluka sejak agresi dimulai pada oktober 2023.

situasi kemanusiaan di wilayah yang terkepung ini semakin memprihatinkan.

dalam laporan terbaru dari kementerian kesehatan , sebanyak 86 orang tewas dan 287 lainnya terluka hanya dalam kurun waktu 24 jam terakhir akibat gempuran udara dan darat oleh pasukan israel.

serangan-serangan ini menghantam berbagai titik di wilayah gaza, termasuk kota gaza, rafah, dan khan younis, yang menyebabkan lebih dari 30 warga sipil menjadi korban tewas pada hari jumat.

setelah kegagalan upaya gencatan senjata pada 18 maret 2025, militer melanjutkan operasi besar-besaran yang telah merenggut nyawa 1.249 warga palestina dan melukai 302 lainnya hanya dalam dua pekan terakhir.

tentara pertahanan israel (idf) mengklaim tengah memperkuat kendali di gaza utara serta memperluas apa yang mereka sebut sebagai zona keamanan.

sementara itu, kondisi di lapangan semakin tidak menentu.

brigade al-qassam, sayap bersenjata hamas, mengeluarkan pernyataan mengejutkan bahwa separuh dari sandera israel yang masih hidup saat ini berada di kawasan yang baru saja menerima perintah evakuasi dari israel.

juru bicara mereka, abu obeida, menegaskan bahwa para sandera tidak akan dipindahkan, namun akan dijaga di bawah pengamanan ketat.

ia juga mendesak israel untuk segera melakukan negosiasi serius demi menyelamatkan nyawa para sandera.

konflik yang telah berlangsung hampir 18 bulan ini tak hanya meninggalkan luka fisik, tapi juga trauma mendalam bagi jutaan warga sipil di gaza.

rumah-rumah hancur, fasilitas kesehatan lumpuh, dan akses terhadap makanan serta air bersih semakin sulit.

komunitas internasional pun semakin mendesak adanya langkah nyata untuk menghentikan kekerasan dan membuka jalan bagi bantuan yang memadai.

dengan jumlah korban yang terus bertambah setiap harinya, dunia kini menatap gaza dengan keprihatinan mendalam.

pertanyaannya, sampai kapan penderitaan ini akan dibiarkan berlangsung?