Muhammadiyah Larang Seluruh Kampusnya 'Bagi-bagi" Gelar Profesor Kehormatan, Ada Apa?

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir tegas melarang seluruh kampus Muhammadiyah memberikan gelar profesor kehormatan kepada siapa pun.--istimewa
Namun Haedar menggarisbawahi, kehadiran profesor bukan sekadar jumlah, melainkan harus memberikan dampak nyata dalam peningkatan mutu dan kontribusi strategis PTMA terhadap bangsa dan umat.
“Bertambahnya profesor harus seiring dengan peningkatan mutu catur dharma perguruan tinggi,” katanya.
BACA JUGA:Saat NU Tancap Gas Urus Izin Usaha Tambang, Muhammadiyah Masih Pikir-pikir, Pertimbangkan Hal Ini!
BACA JUGA:Muhammadiyah Alihkan Dana Simpanan dan Pembiayaan, BSI Respons Begini!
Soal Fakultas Kedokteran dan Kualitas Kampus
Haedar pun mengungkap jika kini sudah ada 20 PTMA yang memiliki fakultas kedokteran, dengan 14 di antaranya berakreditasi unggul.
Sisanya, meski belum unggul, masih diberi ruang berkembang, terutama kampus-kampus di luar Jawa.
Namun ia mengingatkan, kualitas institusi tak cukup hanya mengandalkan akreditasi.
BACA JUGA:Setelah Ditarik dari BSI, Ini Deretan Perbankan Syariah Tujuan Pengalihan Dana Muhammadiyah
BACA JUGA:Muhammadiyah Tarik Dana dari BSI, Ada Apa? Simak Alasannya Berikut!
Diperlukan juga lompatan dalam kualitas intelektual, inovasi, dan kontribusi ke masyarakat.
Tantangan Nyata: PTMA Masih Tertinggal di Kancah Global
Haedar menyentil kenyataan pahit bahwa: tak satu pun PTMA berhasil masuk 200 besar universitas dunia.
Bahkan universitas papan atas nasional seperti Universitas Indonesia hanya bertengger di peringkat 206.
BACA JUGA:Intip Bank Tujuan Pengalihan Dana Muhammadiyah yang Ditarik dari BSI, Ada Perbankan Konvensional?