bacakoran.co

Dedi Mulyadi Beri Bantuan Warga Terdampak Proyek Pelebaran Sungai Bekasi!

Dedi Mulyadi beri bantuan kepada warga yang terdampak proyek pelebaran sungai Bekasi--Radar Bogor

BACAKORAN.CO - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menerima audiensi dari perwakilan warga Cikarang yang terdampak proyek pelebaran sungai.

Audiensi tersebut diselenggarakan di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, pada Sabtu malam, 26 April 2025.

Dalam pertemuan tersebut, Dedi Mulyadi mendengarkan keluhan dan aspirasi kurang lebih 30 kepala keluarga yang kehilangan tempat tinggal akibat proyek pelebaran sungai tersebut.

Beberapa warga menyampaikan permohonan bantuan berupa tempat tinggal sementara dan dukungan sosial meliputi kebutuhan sandang dan pangan. 

BACA JUGA:Geger! Rekaman Suara Baim Wong dan Paula Verhoeven Ungkap Dugaan Perselingkuhan: 'Kamu Bohong Terus'

BACA JUGA:Ngeri! Ledakan Dahsyat Guncang Pelabuhan Iran, Ratusan Pekerja Luka dan 5 Korban Jiwa

Di samping itu, seorang pelajar SMA turut menyampaikan keresahannya terkait larangan study tour dan acara perpisahan sekolah yang diberlakukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.

Menanggapi hal tersebut, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa kebijakan pelarangan kegiatan study tour dan perpisahan sekolah bertujuan untuk mencegah pungutan liar dan komersialisasi pendidikan yang memberatkan orang tua siswa.

Ia menekankan bahwa kegiatan perpisahan sekolah tetap diperbolehkan, asalkan diselenggarakan secara mandiri oleh siswa tanpa melibatkan pihak sekolah.

"Kritik sebaiknya diarahkan kepada pemerintah jika tidak memperhatikan pendidikan, bukan terhadap kebijakan yang justru meringankan beban masyarakat," kata Dedi.  Dedi Mulyadi juga berharap generasi muda Jawa Barat dapat tumbuh dalam suasana yang mendidik dan penuh keprihatinan.

BACA JUGA:Comeback Status Internasional! Bandara SMB II Palembang Resmi Terbang ke Mancanegara Lagi!

BACA JUGA:Lisa Mariana Beberkan Sikap Asli Ridwan Kamil: Mengayomi Semua Wanita

Bukan dalam gaya hidup konsumtif yang tidak sejalan dengan kondisi sosial masyarakat.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melalui program Bank BJB Peduli, memberikan bantuan sebesar sepuluh juta rupiah per keluarga untuk membantu penyediaan tempat tinggal sementara. 

Dedi Mulyadi Beri Bantuan Warga Terdampak Proyek Pelebaran Sungai Bekasi!

Ayu

Ayu


bacakoran.co - gubernur jawa barat, , menerima audiensi dari perwakilan warga cikarang yang terdampak proyek pelebaran sungai.

audiensi tersebut diselenggarakan di lembur pakuan, kabupaten subang, pada sabtu malam, 26 april 2025.

dalam pertemuan tersebut, dedi mulyadi mendengarkan keluhan dan aspirasi kurang lebih 30 kepala keluarga yang kehilangan tempat tinggal akibat proyek pelebaran tersebut.

beberapa warga menyampaikan permohonan bantuan berupa tempat tinggal sementara dan dukungan sosial meliputi kebutuhan sandang dan pangan. 

di samping itu, seorang pelajar sma turut menyampaikan keresahannya terkait larangan study tour dan acara perpisahan sekolah yang diberlakukan oleh pemerintah daerah provinsi jawa barat.

menanggapi hal tersebut, menegaskan bahwa kebijakan pelarangan kegiatan study tour dan perpisahan sekolah bertujuan untuk mencegah pungutan liar dan komersialisasi pendidikan yang memberatkan orang tua siswa.

ia menekankan bahwa kegiatan perpisahan sekolah tetap diperbolehkan, asalkan diselenggarakan secara mandiri oleh siswa tanpa melibatkan pihak sekolah.

"kritik sebaiknya diarahkan kepada pemerintah jika tidak memperhatikan pendidikan, bukan terhadap kebijakan yang justru meringankan beban masyarakat," kata dedi.  dedi mulyadi juga berharap generasi muda jawa barat dapat tumbuh dalam suasana yang mendidik dan penuh keprihatinan.

bukan dalam gaya hidup konsumtif yang tidak sejalan dengan kondisi sosial masyarakat.

pemerintah provinsi jawa barat, melalui program bank bjb peduli, memberikan bantuan sebesar sepuluh juta rupiah per keluarga untuk membantu penyediaan tempat tinggal sementara. 

bantuan tersebut diharapkan cukup untuk biaya sewa rumah minimal selama satu tahun.

namun, bantuan tersebut hanya diperuntukkan bagi warga yang terdampak dan kehilangan tempat tinggal akibat proyek tersebut.

bukan bagi mereka yang membangun tempat tinggal secara ilegal di atas tanah negara.

ia juga menegaskan bahwa pemerintah provinsi jawa barat terus berupaya membangun program perumahan bagi warga terdampak, dengan berkolaborasi bersama kementerian perumahan rakyat dan kawasan permukiman.

"saya tidak ingin menjadi pemimpin yang hanya populer, tapi harus mengarahkan masyarakat pada kehidupan yang lebih baik," tegasnya. 

viral  gubernur jawa barat dedi mulyadi terlibat perdebatan dengan seorang remaja mengenai aturan larangan yang dibuatnya soal acara wisuda di sekolah.

awalnya, gubernur jawa barat itu mengundang warga kabupaten bekasi yang terkena penertiban rumah yang berada di atas kali.

dalam pertemuan itu, hadir juga seorang remaja yang mengkritik kebijakan baru  mengenai penggusuran rumah urang tuanya tanpa adanya surat pemberitahuan.

"saya waktu itu bikin video  itu kan, caption-nya bukan untuk kerohiman atau apapun, tapi cuma minta keadilan," kata gadis remaja tersebut dengan lugas.

lantas dedi pun mempertanyakan seperti apa keadilan yang diminta, kemudian dijawab remaja itu dengan tidak adanya musyawarah saat sebelum penggusuran.

dedi mulyadi menegaskan bahwa remaja itu bersama keluarganya tinggal di lahan yang bukan tidak diperbolehkan menjadi tempat tinggal.

"saya tanya, kalau anda tinggal di lahan orang, bayar ga?,"tanya kdm yang dijawab 'bayar' oleh si remaja putri tersebut.

lalu, dalam diskusi lain, ia juga turut bertanya soal kritikan remaja itu mengenai kebijakan larangan adanya perpisahan atau wisuda di sekolah yang dinilai membebankan orang tua.

"gini pak, kalau sekolah tanpa wisuda kan semua orang nggak mampu ya, banyak rakyat miskin-" ucap sang remaja.

"iya sudah hidup susah, tinggal di bantaran kali tapi mau gaya-gayaan ada wisuda sekolah," potong dedi mulyadi.

"lebih tepatnya nggak gitu sih, pak. ini kan biar adil, semua murid bisa merasakan perpisahan wisuda," jawab remaja yang mengaku sudah lulus sekolah dan hendak lanjut ke perguruan tinggi itu.

lalu, dedi mulyadi pun mempertanyakan soal biaya perpisahan sekolah.

"duitnya darimana?" tanya dedi mulyadi.

"dari orang tua," jawab sang remaja.

"membebani nggak?" tanya dedi mulyadi yang dijawab tegas oleh remaja itu dengan pernyataan bahwa memang membebani orang tua.

kemudian, gubernur jabar itu juga bertanya urgensi perpisahan yang dinilai membebani finansial orang tua atau wali murid itu.

"kenangan itu bukan saat perpisahan, melainkan saat proses belajar selama 3 tahun," kata dedi mulyadi mematahkan argumen remaja itu.

namun, mendengar jawaban itu, remaja juga tidak tinggal diam, ia juga terus menjawab pernyataan dedi mulyadi dengan argumennya.

"nggak juga sih, pak. saya kan sudah lulus ya, tapi kalau nggak ada perpisahan, kita nggak bisa kumpul bareng atau ngerasain interaksi sama temen-temen gitu, pak," kata remaja itu.

"oke, yang bayar siapa?" tanay dedi mulyadi yang lagi-lagi dijawab tegas oleh remaja tersebut dengan jawaban "orang tua."

"iya, rumah aja nggak punya kok mau bayar perpisahan, gimana nih speak up-nya," ujar dedi mulyadi.

ia pun menjabarkan hal-hal yang seharusnya dikritik.

"saya kritik ya, harusnya speak up begini. kritik gubernur karena orang tua dibebani pembayaran sekolah, kritik karena banjir, itu saya senang," kata dedi mulyadi.

perdebatan mengenai laranagn perpisahan atau wisudah di sekolah itu pun berakhir ketika ddei mulyadi mengungkapkan akan tetap membantu biaya tempat tinggal warga kabupaten bekasi yang terkena penggusuran tersebut.

namun, di sisi lain, gadis remaja itu lantas panen hujatan dari netizen karena argumennya yang tidak tepat.

momen perdebatan antara gubernur jabar dengan gadi remaja itu diunggah ulang oleh dedi mulyadi di akun instagram pribadinya pada minggu (27/4/2025).

"isi dalam pembicaraan nya kosong, saya cuma melihat ke sombongan yg ada di anak itu," komentar seorang akun instagram di unggahan tersebut.

"mentalnya bagus, terkesan idealis, ingin terlihat pintar, tapi kosong, maklumi saja, masi muda, energinya yg banyak bukan materinya," kata akun instagram yang lain.

"pantes aja ngeyel, orang tinggalnya di saluran pembuangan," kata akun instagram lainnya.

"intinya dia tetep pengen ada perpisahan, ga peduli sama kondisi orang tuanya mau kaya gimana… makannya pembahasannya muter aja disitu."

"anaknya pinter menyampaikan pendapat sesuai kurikulum tiktok."

Tag
Share