bacakoran.co

Alami Gangguan Pencernaan Usai Konsumsi Daging Kurban? Dokter Ungkap Penyebabnya di Sini!

Gangguan pencernaan usai makan daging kurban bukan sekadar karena tubuh tidak terbiasa/Kolase Bacakoran.co--Freepik.com

BACAKORAN.CO - Setelah mengonsumsi daging kurban saat Idul Adha, tidak sedikit orang yang mengalami gangguan pencernaan, seperti sakit perut, mual, bahkan diare. 

Apa sebenarnya yang menyebabkan masalah ini?

Menurut drh. Widi Nugroho, Ph.D., dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya, gangguan tersebut bukan semata-mata karena tubuh yang tidak terbiasa mengonsumsi daging merah, sebagaimana yang sering diyakini masyarakat. 

Penyebab utama ternyata terletak pada kurangnya higienitas dalam proses penanganan daging.

BACA JUGA:Tips dan Trik Mengolah Daging Kurban Agar Empuk dan Nikmat, Coba Sekarang!

BACA JUGA:Resep Bola Daging Saus Tiram: Ide Olahan Daging Kurban di Momen Idul Adha, Dijamin Bikin Ketagihan!

Kuman dan Kontaminasi, Pemicu Utama Gangguan Pencernaan

"Banyak orang mengalami gangguan pencernaan setelah konsumsi daging kurban, dan seringkali dikaitkan dengan ‘tidak terbiasa makan daging’.

Padahal, penyebab utamanya adalah kontaminasi bakteri yang terjadi saat penyembelihan dan pengolahan daging," jelas drh. Widi.

Ia menyebut bahwa ketika daging dicacah-cacah, banyak mikroba dari lingkungan yang bisa masuk dan mencemari daging. 

Kontaminasi ini bisa berasal dari:

BACA JUGA:Idul Adha 2025, Kominfo-Digital Bagikan Daging Kurban untuk 2.000 Mustahik: Wujud Nyata Kepedulian Sosial

BACA JUGA:Benarkan Jeruk Nipis Bisa Mengurangi Bau Amis Daging Kurban Idul Adha? Ini Penjelasan Pakar!

  • Peralatan pemotongan yang kurang bersih 
  • Tangan manusia yang menyentuh daging tanpa mencuci tangan terlebih dahulu 
  • Sisa darah pada jaringan daging yang menjadi media berkembangnya bakteri

Jerohan, Bagian yang Paling Rentan Terkontaminasi

Menurut drh. Widi, daging merah dan karkas umumnya dalam kondisi steril saat dipotong, sehingga perlu dijaga kebersihannya agar tetap higienis. 

Namun, berbeda dengan jerohan, terutama jerohan hijau, yang secara alami telah terkontaminasi oleh kuman dari sistem pencernaan hewan.

Alami Gangguan Pencernaan Usai Konsumsi Daging Kurban? Dokter Ungkap Penyebabnya di Sini!

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co - setelah mengonsumsi daging kurban saat , tidak sedikit orang yang mengalami gangguan pencernaan, seperti sakit perut, mual, bahkan diare. 

apa sebenarnya yang menyebabkan masalah ini?

menurut drh. widi nugroho, ph.d., dosen fakultas kedokteran hewan , gangguan tersebut bukan semata-mata karena tubuh yang tidak terbiasa mengonsumsi daging merah, sebagaimana yang sering diyakini masyarakat. 

penyebab utama ternyata terletak pada kurangnya higienitas dalam proses penanganan daging.

kuman dan kontaminasi, pemicu utama gangguan pencernaan

"banyak orang mengalami gangguan pencernaan setelah konsumsi , dan seringkali dikaitkan dengan ‘tidak terbiasa makan daging’.

padahal, penyebab utamanya adalah kontaminasi bakteri yang terjadi saat penyembelihan dan pengolahan daging," jelas drh. widi.

ia menyebut bahwa ketika daging dicacah-cacah, banyak mikroba dari lingkungan yang bisa masuk dan mencemari daging. 

kontaminasi ini bisa berasal dari:

  • peralatan pemotongan yang kurang bersih 
  • tangan manusia yang menyentuh daging tanpa mencuci tangan terlebih dahulu 
  • sisa darah pada jaringan daging yang menjadi media berkembangnya bakteri

jerohan, bagian yang paling rentan terkontaminasi

menurut drh. widi, daging merah dan karkas umumnya dalam kondisi steril saat dipotong, sehingga perlu dijaga kebersihannya agar tetap higienis. 

namun, berbeda dengan jerohan, terutama jerohan hijau, yang secara alami telah terkontaminasi oleh kuman dari sistem pencernaan hewan.

“jerohan harus ditangani dengan prosedur khusus, tetapi masih banyak masyarakat yang mengolahnya di sungai atau tempat yang tidak layak. idealnya, jerohan direbus dahulu sebelum dikonsumsi untuk membunuh bakteri yang ada,” paparnya.

selain itu, daging kurban sebaiknya ditangani di tempat bersih, di atas meja yang steril, bukan di lantai atau terpal yang dapat menjadi sarang bakteri.

bagaimana cara mencegah gangguan pencernaan setelah konsumsi daging kurban?

untuk memastikan daging kurban tetap aman dan sehat, berikut beberapa langkah pencegahan yang disarankan oleh para ahli:

1. pastikan penyembelihan dilakukan dengan baik

pastikan darah keluar sempurna agar tidak meninggalkan sisa yang bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri.

gunakan alat pemotongan yang bersih dan steril.

2. jaga kebersihan saat mengolah daging

cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh daging untuk menghindari kontaminasi.

jangan meletakkan daging langsung di lantai atau permukaan yang tidak steril.

3. masak daging dengan benar

pastikan daging dimasak hingga matang sempurna, dengan suhu internal minimal 70°c agar bakteri mati.

hindari mengonsumsi daging mentah atau setengah matang karena berisiko tinggi menyebabkan gangguan pencernaan.

4. perhatikan penyimpanan daging

jika tidak langsung dimasak, simpan daging dalam kulkas atau freezer agar tetap segar dan tidak mudah terkontaminasi bakteri.

jangan membiarkan daging terlalu lama di suhu ruang, karena dapat mempercepat pertumbuhan bakteri.

jadi, gangguan pencernaan setelah konsumsi daging kurban bukan karena tubuh tidak terbiasa makan daging merah, melainkan karena kurangnya higienitas dalam proses penyembelihan dan pengolahan daging.

untuk mencegah risiko kesehatan, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan kebersihan, baik dalam proses penyembelihan, pengolahan, maupun penyimpanan daging. 

dengan langkah yang tepat, kita bisa menikmati hidangan idul adha dengan aman dan sehat!

Tag
Share