BACAKORAN.CO - Jepang memberikan pelajaran berharga untuk Indonesia. Mereka bahkan menyadarkan Ole Romeny dkk sebelum berjuang ke Piala Dunia 2026 melalui Ronde 4.

Kekalahan 0-6 dari Jepang di Suita City Stadium, Osaka, Jepang, selasa malam (10/6), menunjukkan bahwa Indonesia masih harus banyak berbenah jika ingin bermain di level Piala Dunia. Ini adalah kekalahan terbesar sepanjang Indonesia berjuang menuju Piala Dunia 2026.

Apalagi pada pertandingan itu, Indonesia hanya bisa bertahan 10 menit meladeni permainan cepat Jepang. Setelah waktu tersebut, pertahanan Indonesia dibombardir terus.

Bahkan statistik menunjukkan bahwa Indonesia bukan apa-apa di hadapan Jepang. Statistik mencatat, Timnas Indonesia tidak sekalipun melancarkan ancaman ke gawang Jepang sepanjang 90 menit pertandingan dan tambahan waktu.

BACA JUGA:Prediksi Line Up Timnas Indonesia Lawan Jepang Usai Marselino Kembali

Hanya kuasai 29 persen jalannya permainan, Indonesia hanya catatkan offside tiga kali. Dengan umpan sebanyak 267 kali pemain Indonesia mencatatkan akurasi umpan sebanyak 75 persen.

Bandingkan dengan Jepang. Sepanjang pertandingan mereka terus menekan. Mereka seperti ingin menunjukkan kekuatan Jepang sesungguhnya usai dikalahkan Australia 0-1 di laga sebelumnya.

Meski bermain dengan menurunkan mayoritas pemain pelapis, Jepang bermain sangat dominan. Mereka kuasai 71 persen jalannya pertandingan.

Ole Romeny saat tampil bersama Timnas Indonesia melawan Jepang-pssi-

Bahkan, Emil Audero dipaksa tunggang langgang menepis semua ancaman yang dikirimkan pemain Jepang. Total Jepang melancarkan 22 tembakan dengan 10 tendangan di antaranya shots on target.

Mereka melakukan 645 kali umpan dengan akurasi umpan hampir 100 persen atau tepatnya 90 persen akurat. Mereka mencatatkan peluang sebanyak 8 kali melalui sepak pojok.

BACA JUGA:Pemain Timnas Indonesia Nggak Sabar Hadapi Jepang, Joey Pelupessy: Ini Tantangan Besar!

Pemain Indonesia yang datang ke Osaka dengan penuh kepercayaan diri itu pun mendadak seperti ayam sayur. Mereka yakin bisa melanjutkan tren positif setelah di pertandingan sebelumnya mengalahkan Bahrain 1-0  dan China 1-0 juga.

Apalagi, kemenangan atas China memastikan mereka lolos ke Ronde 4. Capaian yang dirayakan seperti sudah berada di Piala Dunia 2026. Padahal, capaian itu menyajikan ujian baru bagi Timnas Indonesia yang akan ke Piala Dunia 2026.       

Hingga akhirnya Jepang menyadarkan semuanya bahwa level Indonesia masih jauh jika mau bermain di Piala Dunia 2026. Sekalipun dalam lawatan ke Jepang, Timnas Indonesia diperkuat 14 pemain naturalisasi.

Jepang sudah 5 kali tampil di Piala Dunia, masing-masing pada tahun 1998, 2002, 2010, 2018, dan 2022. Lolosnya mereka ke Piala Dunia 2026 adalah penampilan keenam Jepang di Piala Dunia.

Beckham Putra dikepung pemain Jepang dalam pertandingan di Suita City Stadium Jepang-pssi-

Kehebatan Jepang yang diperkuat pemain pelapis ditunjukkan ketika pertandingan melawan Indonesia baru berjalan 15 menit. Daichi Kamada membuka pesta gol Jepang melalui tandukannya.

BACA JUGA:Pelatih Timnas Jepang Bukan Khawatirkan Ole, Tapi Pemain Ini, Begini Kata Hajime Moriyasu

Kamada mencetak brace ketika mencetak gol menit ke-45+6. Takefusa Kubo menjauhkan keunggulan Jepang atas Indonesia menit ke-19. Kemudian  Ryoya Morishita cetak gol menit ke-55.

Selanjutnya Shuto Machino mencatatkan namanya di papan skor usai cetak gol menit ke-58. Pesta gol Jepang ditutup oleh Mao Hosoya (80').

Usai pertandingan, Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert mengaku kecewa dengan hasil yang dibukukan anak asuhnya ini. Apa yang diingatkan kepada anak asuhnya benar terjadi, bahwa Jepang memang memiliki banyak kualitas.

"Di 10 menit awal, saya rasa kita masih bisa bermain baik. Setelah itu semua menjadi tidak baik-baik saja. Tim ini kualitas Piala Dunia. Mereka memiliki kualitas individu dan kolektivitas tim sama baiknya. Tim yang hebat," terang Patrick melalui pesan suara yang dikirimkan ke wartawan dari Jepang.

"Apa yang bisa saya katakan dari situasi ini? tentu saja saya sangat kecewa dengan hasil ini. Juga tentu saja bagi Indonesia.

Patrick menegaskan bahwa Timnas Indonesia layak belajar dari situasi ini. Baik itu pemain maupun dirinya sebagai pelatih.

"Kami kecewa dengan hasil. Jepang terlalu besar bagi kami. Kami harus belajar dari situasi ini. Ini pelajaran berharga baik itu bagi saya sebagai pelatih dan tim. Kita harus mengakuinya dan harus pantang menyerah," tegas Patrick.