bacakoran.co - melaksanakan ibadah haji di tanah suci merupakan impian semua umat islam. apalagi menjadi tamu allah adalah masuk dalam rukun islam.
karena itu, tidak sedikit orang islam berusaha keras untuk bisa berangkat ke tanah suci. bahkan ada yang menghabiskan semasa hidupnya untuk menabung agar bisa berangkat haji.
melihat situasi ini, menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (pppa) sekaligus ketua umum pp muslimat nu, arifatul choiri fauzi, memberikan masukan kepada panitia pelaksana haji. terutama dalam memperhatikan kebutuhan jamaah haji perempuan.
menteri pppa arifatul menekankan bahwa pentingnya penguatan layanan agar lebih inklusif bagi jamaah perempuan, lansia, dan penyandang disabilitas yang jumlahnya terus meningkat.
ada 4 masukan yang bisa menajdi perhatian panitia haji agar pelaksanaan haji ramah perempuan.
1. perlu penyesuaian jumlah petugas perempuan
“tahun ini, sekitar 55 hingga 60 persen jemaah kita adalah perempuan. maka, komposisi petugas, khususnya petugas perempuan, harus disesuaikan agar bisa memberikan pelayanan yang optimal,” jelas arifatul.
ia juga menyoroti minimnya jumlah pembimbing ibadah perempuan.
menurutnya, perempuan memiliki kebutuhan bimbingan ibadah yang berbeda dengan laki-laki, dan ada hal-hal yang lebih nyaman bila dikonsultasikan kepada pembimbing perempuan.

menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (pppa) sekaligus ketua umum pp muslimat nu, arifatul choiri fauzi--
2. fasilitas yang responsif gender
menteri arifatul juga mengingatkan perlunya peningkatan fasilitas yang ramah perempuan. salah satu contohnya adalah ketersediaan toilet.
“durasi penggunaan toilet bagi perempuan lebih lama. maka, sebaiknya jumlah fasilitas toilet untuk perempuan diperbanyak dibandingkan laki-laki. ini perlu menjadi perhatian dalam perencanaan layanan,” paparnya.
3. pentingnya petugas yang paham bahasa daerah
selain itu, menteri pppa juga mendorong agar ke depan lebih banyak petugas haji yang memahami bahasa daerah.
“banyak jemaah kita berasal dari masyarakat akar rumput, yang mungkin belum pernah keluar kampung atau naik pesawat. kehadiran petugas dari daerah yang sama, yang paham bahasa dan budaya lokal, akan sangat membantu secara psikologis,” tuturnya.
ia juga menegaskan pentingnya pelatihan berkala bagi seluruh petugas agar mereka benar-benar memahami peran dan tanggung jawabnya.
4. pakta integritas pendamping untuk jamaah haji yang butuh bantuan penuh
menteri arifatul juga mengusulkan agar pendamping bagi jamaah yang membutuhkan bantuan penuh menandatangani pakta integritas. ini agar tidak meninggalkan jamaah yang didampingi.
“petugas haji kita jumlahnya terbatas. mereka membantu, tetapi tidak bisa sepenuhnya menggantikan peran keluarga. maka, kerja sama semua pihak sangat penting,” tegasnya.

jamaah haji lansia mendapatkan pelayanan dari petugas haji saat jalankan ibadah haji-kemenag-
sebagai ketua umum pp muslimat nu, arifatul choiri fauzi juga berkomitmen untuk terus mengawal penguatan penyelenggaraan haji yang lebih ramah perempuan dan inklusif.
“ini menjadi aspirasi kami bersama. saya berharap ke depan akan ada diskusi khusus antar-kementerian, antara indonesia dan saudi, untuk mendorong layanan haji yang makin adil dan berkeadilan bagi semua,” tukasnya.
meski demikian, materi pppa arifatul mengatakan bahwa memberikan apresiasi atas dedikasi para petugas haji indonesia yang telah bekerja keras memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah di tanah suci.
di tengah berbagai tantangan dan keterbatasan, ia melihat semangat luar biasa dari para petugas untuk melayani.
“saya ingin memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk seluruh petugas haji kita. dengan segala kelebihan dan kekurangannya, saya melihat semangat luar biasa dari mereka untuk memberikan layanan terbaik kepada para jamaah,” ucapnya.