bacakoran.co

Budayawan Banyuasin Usulkan Kesenian Seramba Masuk Pelajaran Muatan Lokal di Sekolah

Baca HARIAN BANYUASIN Disini

PANGKALAN BALAI  – Seniman sekaligus Budayawan Kabupaten Banyuasin, Kusmawati Affanul mengusulkan kesenian Seramba masuk ke dalam mata pelajaran di sekolah.
Dia berharap kesenian yang merupakan adat tradisional asli Kabupaten Banyuasin sejak ratusan tahun lalu itu menjadi Pelajaran Muatan Lokal (Mulok).
“Kita harapkan dapat masuk muatan lokal baik itu tingkat SD, SMP dan SMA/SMK, ” kata Kusmawati Affanul dalam Forum Group Diskusi pembahasan revitalisasi Bahasa Melayu Daerah Sumatera Selatan khusus Banyuasin dan Komering.
Dalam kesempatan itu, Kusmawati langsung mengusulkan kesenian Serambe sebagai Pelajaran Mulok kepada instansi terkait dalam hal ini Dinas Pendidikan Banyuasin.
“Saya sudah sampaikan secara langsung, agar masuk mulok,” ujarnya.
Jika memang aspirasi yang disampaikan Kusmawati didengar oleh pemerintah, tentunya adat tradisional akan semakin lestari dan terjaga.
Ia sendiri mengajarkan Serambe kepada anak didiknya di tempat dirinya mengajar setiap hari Jumat sebagai muatan lokal atau ekstrakurikuler.
Dijelaskannya, Serambe merupakan adat kebiasaan orang tua zaman dahulu meninabobokan anak dengan tembang yang berisikan nilai-nilai moral, religi dan nasehat.
“Tak sekedar melantunkan serambe ketika membuai anak, amun memberikan pesan kebaikan untuk anak dimasa depan,” bebernya.
Seiring dengan perkembangan zaman, Serambe akhirnya masuk dalam tatanan dan urutan kegiatan adat tradisional besangi atau lebih dikenal dengan adat betimbang kepala kebo.
Sehingga fungsi serambe tidak hanya menidurkan anak tapi juga untuk memberikan pesan nasehat buat pengantin ketika menggunakan adat timbang kepala kebo.
“Secara adat dan budaya fungsi keduanya tidak dapat dipisahkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Kusmawati menambahkan, Serambe telah mendapatkan Sertifikat penghargaan WBTB atau Warisan Budaya tak benda Indonesia 2022 di Jakarta.
Sertifikat penghargaan ini didapatkan setelah melalui rangkaian kajian pustaka, tulisan ilmiah, pengumpulan data baik video san foto serambe selama kurang lebih selama lima tahun sejak dinyatakan serambe masuk nominasi usulan sebagai WBTB Indonesia.
“Hingga akhirnya sampai sidang penetapan serambe di September Jogjakarta 2022,” pungkasnya.(ron)

Baca Berita Selengkapnya

Budayawan Banyuasin Usulkan Kesenian Seramba Masuk Pelajaran Muatan Lokal di Sekolah

Hendra Agustian

Hendra Agustian


pangkalan balai  – seniman sekaligus budayawan kabupaten banyuasin, kusmawati affanul mengusulkan kesenian seramba masuk ke dalam mata pelajaran di sekolah.
dia berharap kesenian yang merupakan adat tradisional asli kabupaten banyuasin sejak ratusan tahun lalu itu menjadi pelajaran muatan lokal (mulok).
“kita harapkan dapat masuk muatan lokal baik itu tingkat sd, smp dan sma/smk, ” kata kusmawati affanul dalam forum group diskusi pembahasan revitalisasi bahasa melayu daerah sumatera selatan khusus banyuasin dan komering.
dalam kesempatan itu, kusmawati langsung mengusulkan kesenian serambe sebagai pelajaran mulok kepada instansi terkait dalam hal ini dinas pendidikan banyuasin.
“saya sudah sampaikan secara langsung, agar masuk mulok,” ujarnya.
jika memang aspirasi yang disampaikan kusmawati didengar oleh pemerintah, tentunya adat tradisional akan semakin lestari dan terjaga.
ia sendiri mengajarkan serambe kepada anak didiknya di tempat dirinya mengajar setiap hari jumat sebagai muatan lokal atau ekstrakurikuler.
dijelaskannya, serambe merupakan adat kebiasaan orang tua zaman dahulu meninabobokan anak dengan tembang yang berisikan nilai-nilai moral, religi dan nasehat.
“tak sekedar melantunkan serambe ketika membuai anak, amun memberikan pesan kebaikan untuk anak dimasa depan,” bebernya.
seiring dengan perkembangan zaman, serambe akhirnya masuk dalam tatanan dan urutan kegiatan adat tradisional besangi atau lebih dikenal dengan adat betimbang kepala kebo.
sehingga fungsi serambe tidak hanya menidurkan anak tapi juga untuk memberikan pesan nasehat buat pengantin ketika menggunakan adat timbang kepala kebo.
“secara adat dan budaya fungsi keduanya tidak dapat dipisahkan,” ungkapnya.
lebih lanjut kusmawati menambahkan, serambe telah mendapatkan sertifikat penghargaan wbtb atau warisan budaya tak benda indonesia 2022 di jakarta.
sertifikat penghargaan ini didapatkan setelah melalui rangkaian kajian pustaka, tulisan ilmiah, pengumpulan data baik video san foto serambe selama kurang lebih selama lima tahun sejak dinyatakan serambe masuk nominasi usulan sebagai wbtb indonesia.
“hingga akhirnya sampai sidang penetapan serambe di september jogjakarta 2022,” pungkasnya.(ron)

Tag
Share