bacakoran.co - goreng kerap menjadi pilihan lauk pendamping yang digemari masyarakat indonesia.
rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah menjadikannya pelengkap sempurna untuk berbagai hidangan, seperti pecel lele atau nasi uduk.
namun, di balik kenikmatannya, kol goreng menyimpan sejumlah risiko kesehatan yang perlu diwaspadai.
kol atau kubis merupakan sayuran yang kaya akan , serat, dan antioksidan.
kandungan nutrisinya sangat bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh, melancarkan pencernaan, dan menangkal radikal bebas.
sayangnya, metode pengolahan dengan cara digoreng justru dapat merusak sebagian besar zat gizi mikro yang terkandung di dalamnya.
dampak penggorengan terhadap kol
proses pemanasan minyak pada suhu tinggi, terutama dengan teknik deep frying, menyebabkan air dalam sayuran menguap.
akibatnya, terbentuk rongga yang kemudian terisi oleh minyak goreng.
hal ini tidak hanya menambah asupan lemak dan kalori ke dalam tubuh, tetapi juga mengurangi kandungan vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin c dan b kompleks.
menurut dr. zuraidah nasution, dosen departemen gizi masyarakat, fakultas ekologi manusia ipb university, proses menggoreng dapat merusak kandungan zat gizi mikro pada sayuran.
ia menyarankan agar masyarakat lebih bijak dalam mengolah sayuran.
"cara terbaik mengolah sayuran adalah dengan menggunakan prinsip pemaparan panas yang minimal dan penggunaan air yang tidak berlebih, seperti ditumis atau dikukus," jelasnya, dikutip dari situs resmi ipb university, kamis (11/9/2025).
lebih lanjut, dr. zuraidah menambahkan:
"tanpa disadari, kita menambahkan lemak ekstra ke tubuh hanya karena ingin mendapatkan tekstur renyah dari sayur yang digoreng."
risiko kesehatan akibat konsumsi kol goreng berlebihan
berbagai studi menunjukkan bahwa konsumsi kol goreng secara berlebihan dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan serius.
berikut beberapa dampak negatif yang perlu diperhatikan:
1. meningkatkan risiko kanker
kol goreng yang dimasak pada suhu tinggi berpotensi menghasilkan senyawa akrilamida, yaitu zat karsinogenik yang dapat merusak dna dan memicu apoptosis atau kematian sel.
senyawa ini juga berkontribusi terhadap stres oksidatif dan peradangan dalam tubuh, yang pada akhirnya meningkatkan risiko kanker.
2. menambah berat badan
kol goreng mengandung kalori lebih tinggi dibandingkan kol yang diolah dengan cara dikukus atau direbus.
lemak trans yang terbentuk selama proses penggorengan dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak.
jika dikonsumsi secara rutin, kol goreng dapat memicu obesitas, terutama jika dikombinasikan dengan gaya hidup sedentari dan pola makan tinggi lemak.
3. memicu penyakit jantung
kandungan lemak jenuh dan trans dalam kol goreng dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (ldl) dalam darah.
kolesterol ini berperan dalam pembentukan plak di pembuluh darah, yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, serangan jantung, atau stroke.
risiko ini semakin tinggi jika kol goreng dikonsumsi bersama lauk goreng lainnya.
4. meningkatkan risiko diabetes tipe 2
penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan cepat saji, termasuk kol goreng, dua kali seminggu dapat meningkatkan resistensi insulin.
hal ini menjadi faktor utama dalam perkembangan diabetes tipe 2.
jika tidak ditangani dengan baik, kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan ginjal, mata, dan saraf.
alternatif sehat pengolahan kol
untuk tetap menikmati kol tanpa mengorbankan kesehatan, anda bisa mengolahnya dengan cara yang lebih sehat.
beberapa alternatif yang disarankan antara lain:
- mengukus kol untuk mempertahankan kandungan vitamin dan mineral.
- menumis kol dengan sedikit minyak dan waktu singkat.
- memanggang kol dengan tambahan minyak zaitun, bawang putih cincang, dan lada hitam.
- menambahkan kol parut ke dalam salad atau sup ayam.
"sayur yang digoreng memang enak. namun, akan jauh lebih baik dan menyehatkan bila kita mengolahnya dengan teknik yang mempertahankan nilai gizinya," pesan dr. zuraidah.
dengan memilih metode memasak yang tepat, masyarakat tetap bisa mendapatkan manfaat optimal dari sayuran tanpa harus khawatir kehilangan gizi atau menambah risiko kesehatan.