Marak Kasus Keracunan MBG, Menkes Dorong Edukasi Anak Sekolah Belajar Keamanan Pangan
Marak kasus keracunan massal MBG, Menteri Kesehatan usulkan keamanan pangan masuk kurikulum wajib sekolah--TV Parlemen
BACAKORAN.CO - Maraknya kasus keracunan makanan membuat Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengusulkan agar keamanan pangan dan gizi masuk ke dalam kurikulum wajib sekolah.
Menurutnya edukasi sejak dini akan membantu anak-anak memahami risiko makanan tidak sehat sekaligus melatih mereka menjadi pengawas aktif di lingkungan sekolah.
"Supaya nanti anak-anak juga tahu, enggak usah diajari gurunya 'pak ini sudah enggak sehat mending saya enggak makan dan melaporkannya' sehingga fungsi kontrolnya lebih baik lagi," ujar Menkes dalam rapat kerja di Komisi IX, Rabu (1/10).
Dengan adanya kurikulum keamanan pangan, diharapkan siswa lebih peka terhadap potensi bahaya makanan dan bisa membantu menekan angka kasus keracunan makanan.
BACA JUGA:Viral Video Kekerasan Orientasi Pecinta Alam di Bitung, Peserta Baru Ditendang dan Ditampar
BACA JUGA:Diduga Keracunan Makanan MBG, Siswi SMK 1 Cihampelas Meninggal, Ini Kronologinya!
Materi Sudah Disiapkan Kemendikdasmen
Budi menjelaskan bahwa materi pelajaran mengenai gizi seimbang dan keamanan pangan telah disusun oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
"Materi-materi ini sudah ada, sudah dibikin teman-teman dari kemendikdasmen sehingga itu akan kita luncurkan," paparnya.
Selain itu Kementerian Kesehatan juga menyiapkan modul Mitigasi Kasus Keracunan agar sekolah mampu mendeteksi gejala sejak awal.
Modul ini diharapkan membantu guru mengambil langkah cepat dan tepat jika terjadi keracunan.
BACA JUGA:Dapur MBG Diisi 47 Anggota Keluarga, DPR Bongkar Dugaan Monopoli Tenaga Kerja
BACA JUGA:Lagi Kasus Keracunan Massal MBG! Puluhan Siswa SMPN 3 Banjar Dilarikan ke Rumah Sakit
Modul yang disusun Kemenkes berisi panduan tentang gejala, sumber keracunan, hingga langkah penanganan awal.
"Jadi kita lihat, masa inkubasinya berapa lama. Jadi kita tahu meresponsnya musti berapa cepat. Kemudian kita tahu juga sumbernya dari mana, gejalanya seperti apa," jelas Budi.