bacakoran.co - polisi akhirnya berhasil membongkar sosok di balik akun kontroversial yang mengaku sebagai .
tersangka berinisial wft (22), pemuda asal kakas barat, minahasa, sulawesi utara, resmi ditangkap dan ditahan setelah mengklaim telah meretas 4,9 juta data nasabah sebuah bank swasta di indonesia.
yang mengejutkan, wft ternyata bukan seorang ahli it.
wakil direktur siber direktorat , akbp fian yunus, menegaskan bahwa wft hanyalah pemuda putus sekolah yang belajar teknologi secara otodidak dari media sosial.
“jadi yang bersangkutan ini bukan ahli it, hanya orang yang tidak lulus smk,” kata fian sebagaimana dikutip dari detiknews, kamis (2/10/2025).
meski demikian, sehari-hari wft menghabiskan waktu di depan komputer.
ia tekun mempelajari teknologi informasi melalui komunitas daring, media sosial, hingga forum-forum gelap yang membahas tentang dunia peretasan.
kasubdit iv ditres siber polda metro jaya, akbp herman edco wijaya simbolon, memastikan bahwa wft menjalankan aksinya seorang diri tanpa bantuan pihak lain.
“sehari-hari dia tidak ada pekerjaan, jadi memang hanya di depan komputer. dari tahun 2020 dia sudah mulai mengenal dan mempelajari komunitas dark web. dari situlah pelan-pelan dia mulai mempelajari bagaimana mencari uang di dunia dark web,” ungkap herman, dikutip dari kompas.com.
polisi mengungkapkan bahwa motif utama wft hanyalah mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
ia disebut menggunakan hasil penjualan data ilegal untuk membiayai kehidupan keluarganya.
“motivasinya adalah masalah kebutuhan, masalah uang. segala sesuatu yang dikerjakan sementara yang kita temukan adalah untuk mencari uang,” kata herman, dikutip dari dari suara.com.
wft diketahui aktif memperjualbelikan data sejak tahun 2020 di dark web.
untuk menghindari identifikasi, ia kerap menggunakan nama samaran berbeda, seperti bjorka, skywave, shint hunter, hingga oposite6890.
aktivitas ini dilakukan secara konsisten dan terorganisir, meskipun dilakukan sendirian di rumahnya.
“pelaku kita ini bermain di dark web, sudah mulai mengeksplor sejak tahun 2020,” tambah fian.
dalam setiap transaksi, wft diduga mendapatkan bayaran cukup besar.
sekali penjualan data bisa bernilai puluhan juta rupiah, tergantung jenis data dan siapa pembelinya.
semua pembayaran dilakukan dengan mata uang kripto agar lebih sulit dilacak.
“pengakuannya sekali dia menjual data itu kurang lebih nilainya puluhan juta. pada saat diperjualbelikan, pelaku menerima pembayaran dengan cryptocurrency,” jelas fian.
meski menggunakan identitas ‘bjorka’, polisi belum bisa memastikan apakah wft benar-benar sosok yang sama dengan hacker legendaris bjorka yang sempat membuat heboh publik indonesia.
“apakah bjorka 2020? mungkin. apakah dia opposite 6890 yang dicari-cari? mungkin. di dunia siber ada istilah everybody can be anybody,” kata fian.
pernyataan ini menunjukkan bahwa kepolisian masih mendalami bukti-bukti digital untuk memastikan keterkaitannya.
kini wft resmi ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di rutan polda metro jaya.
ia dijerat dengan pasal 46 juncto pasal 30, dan/atau pasal 48 juncto pasal 32, serta pasal 51 ayat (1) juncto pasal 35 uu informasi dan transaksi elektronik (ite).
ancaman pidana yang menanti maksimal 12 tahun penjara.
kasus penangkapan wft ini menjadi pengingat keras bahwa ancaman dunia siber semakin nyata.
sosok yang bahkan bukan lulusan sekolah formal pun mampu memanfaatkan pengetahuan dari internet untuk menembus sistem keamanan dan memperjualbelikan jutaan data pribadi.
literasi digital masyarakat dan sistem perlindungan data nasional kembali dipertanyakan, mengingat kerentanan semacam ini bisa datang dari siapa saja, termasuk dari individu yang belajar otodidak dan berbekal kebutuhan ekonomi.
penangkapan wft menjadi tamparan keras bagi institusi negara dan lembaga terkait.
di era digital, ancaman siber bukan hanya datang dari kelompok kriminal internasional atau hacker profesional.
seorang pemuda putus sekolah pun terbukti mampu meretas jutaan data nasabah bank swasta, menyingkap rapuhnya pertahanan digital indonesia.