bacakoran.co

Cara Efektif Mengatakan Tidak Pada Anak Tanpa Memicu Tantrum

Cara efektif mengatakan tidak pada anak tanpa memicu tantrum-Ilustrasi -

BACA JUGA:Sikap Anak kepada Kedua Orang Tua ala Ustadzah Halimah Alaydrus: Kunci Hidup Penuh Berkah

BACA JUGA:Baca 5x Sehari! Inilah Sholawat Pendek untuk Kesuksesan Anak yang Diajarkan Ustadzah Halimah Alaydrus

Dengan cara ini, anak tidak merasa diperintah searah, melainkan memiliki kendali dan ikut memutuskan.

Mengatakan “tidak” pada anak bukan sekadar melarang, tapi cara mengajarkan disiplin, tanggung jawab, dan manajemen emosi.

Dengan cara penyampaian yang tepat, penuh empati, logis, tenang, dan memberi pilihan pada anak akan lebih cepat menerima batasan dan tidak mudah berkonflik dengan orang tua.

Itulah cara efektif mengatakan “tidak” pada anak agar mereka tetap mendengar, memahami, dan belajar menghargai batasan sejak dini.

BACA JUGA:Usia Ideal dan Tanda Anak Siap Masuk Sekolah yang Perlu Diketahui Orang Tua, Yuk Moms Cek Disini!

BACA JUGA:5 Ciri Anak Keracunan Makanan Ayam dari Jatah MBG, Orang Tua Wajib Tahu Biar Gak Kecolongan!

Anak tetap tumbuh dengan karakter yang kuat, sementara orang tua tidak perlu ribut terlalu sering.

Cara Efektif Mengatakan Tidak Pada Anak Tanpa Memicu Tantrum

Melly

Melly


bacakoran.co - sebagai orang tua, pasti ada saatnya kita harus mengatakan “tidak” kepada anak.

tapi faktanya, banyak anak yang justru makin ngotot, tantrum, atau drama ketika mendengar kata tersebut.

padahal, menolak bukan berarti kita tidak sayang.

justru, batasan itu penting untuk pembentukan karakter, emosi, dan kemampuan anak mengontrol diri.

agar anak tetap mau mendengar dan memahami maksud orang tua, cara menyampaikannya juga harus tepat.

berikut ini cara efektif mengatakan “tidak” pada anak tanpa pertentangan panjang, lebih halus, dan tetap tegas.

1. ucapkan dengan kalimat positif

daripada langsung menabrak dengan kata keras “tidak boleh”, coba ganti kalimat dengan versi lebih positif atau alternatif.

contoh:

“main hujan boleh, tapi tunggu selesai makan dulu ya.”

anak lebih mudah mencerna batasan ketika orang tua mengarahkannya pada opsi lain.

2. jelaskan alasan yang logis

anak sebenarnya bisa menerima penolakan, asalkan diberi penjelasan yang jelas dan masuk akal.

hal ini membuat anak merasa dihargai dan diakui.

contoh:

“gadget-nya nanti ya setelah pr selesai, biar matanya nggak cepat lelah.”

3. gunakan nada tenang dan konsisten

mengatakan “tidak” dengan emosi marah justru membuat anak meniru reaksi negatif.

pilih nada suara lembut namun tetap tegas. konsistensi adalah kunci.

jangan hari ini dilarang, besok malah dibolehkan.

4. berikan batasan yang realistis

jangan terlalu banyak kata larangan dalam sehari.

tentukan batasan yang memang benar-benar penting, seperti waktu tidur, waktu belajar, atau keamanan.

5. beri pilihan agar anak tetap merasa punya kontrol

contoh:

“kamu mau mandi dulu atau beresin mainan dulu? setelah itu baru boleh nonton.”

dengan cara ini, anak tidak merasa diperintah searah, melainkan memiliki kendali dan ikut memutuskan.

mengatakan “tidak” pada anak bukan sekadar melarang, tapi cara mengajarkan disiplin, tanggung jawab, dan manajemen emosi.

dengan cara penyampaian yang tepat, penuh empati, logis, tenang, dan memberi pilihan pada anak akan lebih cepat menerima batasan dan tidak mudah berkonflik dengan orang tua.

itulah cara efektif mengatakan “tidak” pada anak agar mereka tetap mendengar, memahami, dan belajar menghargai batasan sejak dini.

anak tetap tumbuh dengan karakter yang kuat, sementara orang tua tidak perlu ribut terlalu sering.

Tag
Share