Stop Membentak Anak! Ini Tips Parenting Sehat dari dr. Aisah Dahlan
Tips Parenting Sehat dari dr. Aisah Dahlan--Freepik.com
BACAKORAN.CO — Sebagai orang tua, mungkin pernah ada momen ketika emosi memuncak hingga berujung pada bentakan atau kemarahan terhadap anak.
Situasi ini sering dianggap wajar dalam proses mendidik, bahkan sebagian orang tua meyakini bahwa marah atau membentak adalah bagian dari disiplin.
Namun, pandangan tersebut ternyata keliru jika dilihat dari sisi neurosains.
Menurut pakar neurosains sekaligus konsultan keluarga, dr. Aisah Dahlan, kebiasaan marah-marah, membentak, mencubit, atau bahkan memukul anak tidak hanya melukai hati mereka, tetapi juga dapat merusak otak secara nyata.
Dalam penjelasannya, dr. Aisah menegaskan bahwa kemarahan orang tua berdampak langsung pada struktur saraf anak dan berpengaruh besar terhadap kesehatan mental mereka di masa depan.
Pentingnya Healing Setelah Membentak Anak
Bagi orang tua yang pernah membentak anak, dr. Aisah menyarankan agar segera melakukan proses healing. Hal ini penting agar luka emosional yang ditimbulkan tidak menjadi “bom waktu” yang bisa meledak di kemudian hari.
Ia menekankan bahwa hati anak tetap bisa dipulihkan meski sudah terlanjur dimarahi, asalkan orang tua mau mengambil langkah yang tepat.
Namun, ada satu syarat utama sebelum proses healing dilakukan.
“Bagaimana kita mau healing anak kalau bapak ibunya masih marah terus? Berhenti dulu marahnya,” tegas dr. Aisah dikutip dari YouTube Pecinta dr. Aisah Dahlan, Selasa (18/11/2025).
Artinya, orang tua harus terlebih dahulu menenangkan diri dan mengendalikan emosinya. Setelah itu, barulah mereka bisa melakukan langkah-langkah untuk menyembuhkan luka emosional anak.
Langkah-Langkah Healing Anak Menurut dr. Aisah Dahlan
BACA JUGA:Moms Harus Tau, Cara Tepat Menerapkan Helicopter Parenting Dalam Mengasuh Anak