Heboh! Dugaan Pungli Rp20 Ribu per Jam pada Layanan Starlink Gratis di Aceh saat Banjir Sumatera
Dugaan pungli bantuan layanan Starlink gratis di Aceh saat banjir.--X @narraesya
Starlink juga menyampaikan bahwa pihaknya tengah berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia untuk merelokasi terminal dan memulihkan konektivitas di wilayah terdampak.
Namun, laporan warganet mengenai dugaan pungli kemudian muncul dan menyebar luas di media sosial.
Salah satu laporan yang menjadi perhatian adalah unggahan pengguna akun X @narraesya, yang membagikan tangkapan layar percakapan dengan rekannya di Langsa, Aceh.
“Elon, info dari teman saya di Langsa, Aceh: saat banjir Sumatra, layanan Starlink yang seharusnya gratis malah disewakan dengan harga 20 ribu rupiah per jam. Apa yang harus kita lakukan?” tulis akun @narraesya dalam unggahannya.
Unggahan tersebut memperoleh lebih dari 1,6 juta tayangan dan dibagikan ribuan kali.
BACA JUGA:Viral! Polisi Tangkap 16 Warga Sibolga yang Jarah Minimarket dan Gudang Bulog Pasca Banjir
“Ini benar kak, malah ada yang dimintain 5 menit 5k. Saya sudah bilang kalau itu gratis, tapi ada saja oknum yang mencari kesempatan dalam kesempitan,” tulis sebuah pengguna akun X @nyinyuujun.
Informasi serupa juga beredar melalui platform Facebook dan WhatsApp, memperlihatkan percakapan warga yang mengaku harus membayar Rp20 ribu untuk mendapatkan password WiFi Starlink di salah satu titik pengungsian.
Ketika diminta bukti pembayaran atau tanda terima, pihak yang memungut biaya disebut tidak dapat menunjukkannya. Kondisi tersebut memperkuat dugaan bahwa pungutan itu tidak resmi.
Sejauh ini, belum ada penjelasan terkait identitas pihak yang diduga memungut biaya, lokasi pasti kejadian, serta bagaimana pungutan tersebut berlangsung.
Pemerintah daerah maupun pengelola fasilitas bantuan belum memberikan tanggapan resmi.
BACA JUGA:Kepala BNPB Beri Alasan Banjir di Sumatera Belum Berstatus Bencana Nasional: Mencekam Cuma di Medsos
Ketidakjelasan ini memunculkan kekhawatiran masyarakat, mengingat akses internet merupakan kebutuhan mendesak bagi korban bencana untuk mencari informasi, menghubungi keluarga, dan melakukan koordinasi penyelamatan.