Ada Perwakilan Densus 88 dalam Acara Pembekalan GTK Madrasah Pesantren Al-Zaytun

Ada Perwakilan Densus 88 dalam Acara Pembekalan GTK Madrasah Pesantren Al-Zaytun BACAKORAN.CO - Kementrian Agama turun dalam menyelesaikan masalah di pondok pesantren Al-Zaytun Indramayu, Jawa Barat. Salah satunya ya apa yang dilakukan Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama di Cirebon. Mereka ke sana untuk memberikan pembekalan terhadap guru dan tenaga kependidikan madrasah Pesantren Al-Zaytun. Hadir dalam kegiatan itu sebanyak 40 guru MI, MTs, dan MA Al-Zaytun. Menurut Direktur GTK Madrasah Muhammad Zain, dalam kesempatan tersebut mengingatkan pentingnya peran guru dalam membentuk pemahaman untuk memiliki sikap moderat sejak dini. “Guru madrasah memiliki peran penting untuk memberikan pemahaman yang toleran sejak dini kepada peserta didik,” kata Muhammad Zain. "Guru madrasah harus berhati-hati dalam berbicara kepada siswa, karena apa yang diucapkan oleh guru bisa jadi kenyataan,” lanjutnya. Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan sharing session yang dipandu perwakilan Densus 88 anti teror Kepolisian Republik Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mendengar pendapat para guru untuk menciptakan madrasah yang kondusif bagi peserta didik. Turut hadir juga Kasubag Tata Usaha Direktorat GTK Madrasah dan Kasi Penmad Kabupaten Indramayu. Zain menuturkan, madrasah yang kondusif penting bagi perkembangan peserta didik. Ini mengapa, para guru diharapkan salah satunya perlu memiliki kemampuan untuk memahami minat, bakat, dan kemampuan peserta didiknya. “Semisal ada murid yang suka matematika, sains, bahasa, melukis dan lain-lain. Guru harus bisa memfasilitasi itu. Dengan demikian Kecerdasan-kecerdasan siswa bisa terekspos dan dimaksimalkan,” terangnya. Zain menambahkan guru harus mampu mewujudkan madrasah menjadi creative school. “Mari kita terapkan konsep “madrasati jannati” atau madrasahku adalah surgaku. Kalau para siswa ini sudah merindukan madrasahnya, tempat belajarnya, maka otomatis mereka juga akan cinta atau bahkan kecanduan untuk belajar di madrasahnya,” tukasnya.(*)

Ada Perwakilan Densus 88 dalam Acara Pembekalan GTK Madrasah Pesantren Al-Zaytun

kumaidi sumeks

kumaidi sumeks


ada perwakilan densus 88 dalam acara pembekalan gtk madrasah pesantren al-zaytun bacakoran.co - kementrian agama turun dalam menyelesaikan masalah di pondok pesantren al-zaytun indramayu, jawa barat. salah satunya ya apa yang dilakukan direktorat guru dan tenaga kependidikan (gtk) madrasah ditjen pendidikan islam kementerian agama di cirebon. mereka ke sana untuk memberikan pembekalan terhadap guru dan tenaga kependidikan madrasah pesantren al-zaytun. hadir dalam kegiatan itu sebanyak 40 guru mi, mts, dan ma al-zaytun. menurut direktur gtk madrasah muhammad zain, dalam kesempatan tersebut mengingatkan pentingnya peran guru dalam membentuk pemahaman untuk memiliki sikap moderat sejak dini. “guru madrasah memiliki peran penting untuk memberikan pemahaman yang toleran sejak dini kepada peserta didik,” kata muhammad zain. "guru madrasah harus berhati-hati dalam berbicara kepada siswa, karena apa yang diucapkan oleh guru bisa jadi kenyataan,” lanjutnya. dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan sharing session yang dipandu perwakilan densus 88 anti teror kepolisian republik indonesia. hal ini bertujuan untuk mendengar pendapat para guru untuk menciptakan madrasah yang kondusif bagi peserta didik. turut hadir juga kasubag tata usaha direktorat gtk madrasah dan kasi penmad kabupaten indramayu. zain menuturkan, madrasah yang kondusif penting bagi perkembangan peserta didik. ini mengapa, para guru diharapkan salah satunya perlu memiliki kemampuan untuk memahami minat, bakat, dan kemampuan peserta didiknya. “semisal ada murid yang suka matematika, sains, bahasa, melukis dan lain-lain. guru harus bisa memfasilitasi itu. dengan demikian kecerdasan-kecerdasan siswa bisa terekspos dan dimaksimalkan,” terangnya. zain menambahkan guru harus mampu mewujudkan madrasah menjadi creative school. “mari kita terapkan konsep “madrasati jannati” atau madrasahku adalah surgaku. kalau para siswa ini sudah merindukan madrasahnya, tempat belajarnya, maka otomatis mereka juga akan cinta atau bahkan kecanduan untuk belajar di madrasahnya,” tukasnya.(*)
Tag
Share