Harga Karet Melonjak! Tembus Rp 8.291/Kg. Petani Harus Tahu?

Harga Karet Melonjak! Tembus Rp 8.291/Kg. Petani Harus Tahu? BACAKORAN.CO - Harga karet alam mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa minggu terakhir. Data terbaru menunjukkan bahwa harga karet jenis KKK (Karet Kimia Kondom) telah mencapai kenaikan hingga 100%, dengan harga mencapai Rp. 20.728,- per kilogram. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi dalam setahun terakhir. Menurut Rudi Alpian, seorang Analis PSP Ahli Madya Dinas Perkebunan Sumatera Selatan, terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan lonjakan harga karet tersebut. Faktor pertama adalah kenaikan harga minyak bumi di pasar internasional. BACA JUGA : Diduga Curi Getah Karet, Satu Tewas Dimassa, Satu Kabur

Kenaikan Harga Karet, Dampak Minyak Internasional

Minyak bumi merupakan bahan dasar dalam pembuatan karet sintetis. Dalam kondisi harga minyak bumi yang tinggi, negara-negara konsumen cenderung beralih kembali ke karet alam sebagai alternatif. Mengingat karet sintetis menjadi lebih mahal dalam situasi ini. Faktor kedua adalah perubahan cuaca ekstrem. Panas yang melanda beberapa negara produsen karet telah mengganggu produksi karet alam.

Harga Karet Melonjak! Tembus Rp 8.291/Kg. Petani Harus Tahu?

yudi sumeks

yudi sumeks


harga karet melonjak! tembus rp 8.291/kg. petani harus tahu? bacakoran.co - harga karet alam mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa minggu terakhir. data terbaru menunjukkan bahwa harga karet jenis kkk (karet kimia kondom) telah mencapai kenaikan hingga 100%, dengan harga mencapai rp. 20.728,- per kilogram. kenaikan ini merupakan yang tertinggi dalam setahun terakhir. menurut rudi alpian, seorang analis psp ahli madya dinas perkebunan sumatera selatan, terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan lonjakan harga karet tersebut. faktor pertama adalah kenaikan harga minyak bumi di pasar internasional. baca juga :

kenaikan harga karet, dampak minyak internasional

minyak bumi merupakan bahan dasar dalam pembuatan karet sintetis. dalam kondisi harga minyak bumi yang tinggi, negara-negara konsumen cenderung beralih kembali ke karet alam sebagai alternatif. mengingat sintetis menjadi lebih mahal dalam situasi ini. faktor kedua adalah perubahan cuaca ekstrem. panas yang melanda beberapa negara produsen karet telah mengganggu produksi karet alam.
Tag
Share