Ingat, Jika Anggota Bawaslu Berkhianat Akan Ada Masalah Besar

BACAKORAN.CO - Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja memberikan peringatan kepada anggota Bawaslu Kabupaten/Kota periode 2023/2028. Bahwa kerja sebagai pengawas pemilu adalah kerja idealisme. Artinya, pekerjaan ini memiliki tanggung jawab yang besar dan berkelanjutan. Bukan selesai tugas, semua diangap selesai. "Kenapa teman-teman harus menjadi penyelenggara? Ini pekerjaan idealisme, ini bukan pekerjaan yang setelah selesai, usai sudah. Jadi kalau anda berkhianat maka akan ada masalah besar," ingat Rahmat Bagja dalam Pelatihan Penguatan Kompetensi Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota Periode 2023-2028 di Jawa Barat, Jumat (1/9/2023). Dalam kesempatan itu, Bagja banyak membahas mengenai tema kebangsaan, sejarah, dan hukum pemilu. Misal, terkait perubahan dasar negara, sistem kenegaraan, serta posisi Bawaslu dalam teori kekuasaan negara. Bagja juga mengajak diskusi peserta yang merupakan Ketua dan Koordinator Divisi SDM dan Organisasi Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Bahkan, Bagja menyebut pekerjaan mengawasi pemilu ini sudah dilakukan sejak lama. Sejak tahun 1950-an. Yakni ketika ada surat Bung Karno (Presiden pertama RI) yang berisi untuk menentukan pilihan pemimpin rakyat Bangka. Surat Bung Karno di Muntok, Bangka. Maka harus dibentuklah sebuah panitia pemilihan dan pengawas. "Itu disebut untuk pilkada. Suratnya itu ada di lobby kantor Bawaslu," terang alumnus Utrecth University itu. Selain bekerja mengikuti aturan, Bagja juga meminta para komisioner baru untuk memperhatikan dimensi sosial dan budaya masyarakat. Kebijaksanaan harus dimiliki pengawas pemilu dalam membangun demokrasi. "Kerja (pengawasan pemilu) bukan hanya norma, kerja itu bisa dilihat dari keadaan sosial. Nanti ada pelatihan sosio-kultural. Papua misalnya yang beberapa daerah menggunakan sistem noken," terangnya. Terakhir, Bagja mengingatkan kesetaraan antara ketua, anggota, dan kesekretariatan. Pembagian kerja antara anggota Bawaslu dan kesekretariatan harus adil dan sesuai tugas, pokok, dan fungsi masing-masing. "Teman-teman tidak boleh ada atau tidak mendapatkan hak yang sama dengan yang lain, tidak boleh. Ketua harus memastikan seluruh proses berjalan," tegasnya. Pelatihan kali ini merupakan pelatihan gelombang kedua dengan peserta sebanyak 625 orang. Pelatihan gelombang dua berlangsung pada 28 Agustus- 1 September 2023.(*)

Ingat, Jika Anggota Bawaslu Berkhianat Akan Ada Masalah Besar

kumaidi sumeks

kumaidi sumeks


bacakoran.co - ketua bawaslu ri rahmat bagja memberikan peringatan kepada anggota bawaslu kabupaten/kota periode 2023/2028. bahwa kerja sebagai pengawas pemilu adalah kerja idealisme. artinya, pekerjaan ini memiliki tanggung jawab yang besar dan berkelanjutan. bukan selesai tugas, semua diangap selesai. "kenapa teman-teman harus menjadi penyelenggara? ini pekerjaan idealisme, ini bukan pekerjaan yang setelah selesai, usai sudah. jadi kalau anda berkhianat maka akan ada masalah besar," ingat rahmat bagja dalam pelatihan penguatan kompetensi anggota bawaslu kabupaten/kota periode 2023-2028 di jawa barat, jumat (1/9/2023). dalam kesempatan itu, bagja banyak membahas mengenai tema kebangsaan, sejarah, dan hukum pemilu. misal, terkait perubahan dasar negara, sistem kenegaraan, serta posisi bawaslu dalam teori kekuasaan negara. bagja juga mengajak diskusi peserta yang merupakan ketua dan koordinator divisi sdm dan organisasi kabupaten/kota seluruh indonesia. bahkan, bagja menyebut pekerjaan mengawasi pemilu ini sudah dilakukan sejak lama. sejak tahun 1950-an. yakni ketika ada surat bung karno (presiden pertama ri) yang berisi untuk menentukan pilihan pemimpin rakyat bangka. surat bung karno di muntok, bangka. maka harus dibentuklah sebuah panitia pemilihan dan pengawas. "itu disebut untuk pilkada. suratnya itu ada di lobby kantor bawaslu," terang alumnus utrecth university itu. selain bekerja mengikuti aturan, bagja juga meminta para komisioner baru untuk memperhatikan dimensi sosial dan budaya masyarakat. kebijaksanaan harus dimiliki pengawas pemilu dalam membangun demokrasi. "kerja (pengawasan pemilu) bukan hanya norma, kerja itu bisa dilihat dari keadaan sosial. nanti ada pelatihan sosio-kultural. papua misalnya yang beberapa daerah menggunakan sistem noken," terangnya. terakhir, bagja mengingatkan kesetaraan antara ketua, anggota, dan kesekretariatan. pembagian kerja antara anggota bawaslu dan kesekretariatan harus adil dan sesuai tugas, pokok, dan fungsi masing-masing. "teman-teman tidak boleh ada atau tidak mendapatkan hak yang sama dengan yang lain, tidak boleh. ketua harus memastikan seluruh proses berjalan," tegasnya. pelatihan kali ini merupakan pelatihan gelombang kedua dengan peserta sebanyak 625 orang. pelatihan gelombang dua berlangsung pada 28 agustus- 1 september 2023.(*)
Tag
Share