BACAKORAN.CO - Kepergian seorang ulama kharismatik seperti Al Habib Mahdi Muhammad Syahab merupakan berita yang menggetarkan hati, terutama bagi para pengikutnya. Dibalik duka yang mendalam, terdapat kisah pilu yang menyayat hati mengenai detik-detik menjelang akhir hayatnya.
Al Habib Mahdi, yang baru menginjak usia 44 tahun, tampaknya telah mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Sang Khalik dengan penuh ketenangan dan kepasrahan.
Kisah tersebut diungkapkan oleh seorang murid almarhum melalui akun Instagram @hadrohasyuqulmusthofa. Murid ini juga merupakan pemimpin grup Hadroh yang dipimpin oleh almarhum.
Dia berkata, "Sini ku ceritakan tentang bagaimana indahnya kepergian beliau. Kudapati langsung cerita ini dari adiknya tadi saat berkunjung ke rumah Habib."
BACA JUGA:BREAKING NEWS, Ulama Besar Al Habib Mahdi Muhammad Syahab Meninggal Dunia
Menurut pemilik akun tersebut, pada pagi yang hampir-hampir menjadi detik-detik perpisahan (kemarin,red), Al Habib Mahdi sempat sarapan pempek dadar bersama ibunya.
Habib mulai merasakan sakit dan memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. Ternyata, oksigen dalam tubuhnya sudah menurun drastis, dan kabar tersebut mengejutkan semua kerabat dekatnya.
Habib dilarikan ke rumah sakit, dan semua orang memberikan doa-doa terbaik untuknya.
Di rumah sakit, Habib Mahdi dirawat dengan berbagai selang, dan kondisinya agak membaik pada siang hari.
Sekitar waktu zuhur, Habib memutuskan untuk melepas semua kabel dan alat yang terpasang di tubuhnya.
Ternyata, ia ingin mandi, menyegarkan diri, dan membersihkan dirinya sebelum menghadap Sang Pencipta, seolah-olah ia sudah merasa bahwa saatnya tiba.
Habib pergi ke kamar mandi, menguncinya, dan suara air yang mengalir terdengar. Habib tampaknya ingin melakukan mandi dengan penuh kesucian, tanpa bantuan perawat.
BACA JUGA:Universitas Al-Azhar, Kampus Islam Terbesar di Dunia, Hasilkan Banyak Ulama Besar Dunia, Salah Satunya Buya Ha
Bahkan, perawat merasa perlu untuk membuka pintu kamar mandi karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Setelah beberapa waktu, Habib keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang bersih dan wangi. Ia mengenakan baju ganti, tetapi sayangnya, keadaannya yang membaik tidak berlangsung lama.
Habib kembali dalam kondisi kritis, dan beberapa keluarga berkumpul di sekitarnya
. Ia melepas alat bantu pernafasan yang terpasang di hidung dan mulutnya, seraya berkata, "afwan afwan" seakan-akan ia menggeser orang yang ada di pinggirnya, sebagai tanda bahwa seseorang yang mulia telah tiba untuk menjemputnya.
Lalu, Habib berkata dengan suara tegas, "Dengarkan aku," sambil mengangkat jari telunjuknya" Kalimat syahadat terakhir diucapkannya dua kali, dan ia menutup kalimat tersebut dengan "līqāa," seolah-olah ia ingin menyatakan bahwa saatnya tiba untuk bertemu dengan Sang Pencipta.
Tidak lama kemudian, ibu Habib masuk ke dalam ruangan dan berkata, "aku ridho kepadamu." Habib Mahdi pun meninggalkan dunia ini dengan damai.
Kepergiannya yang indah tersebut menyisakan kenangan dan keinsafan bagi banyak orang.
Ulama besar ini telah memberikan banyak jasa dan kontribusi dalam menyebarkan cinta kepada Nabi Muhammad dan Islam.
Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi umat Islam, terutama di Indonesia. Ulama kharismatik yang penuh keikhlasan ini telah meninggalkan jejak yang akan dikenang selamanya.
Kabar tentang kepergian Al Habib Mahdi juga mempengaruhi Ustadz Abdul Somad, seorang ulama terkemuka di Indonesia.
Ustadz Abdul Somad seharusnya pulang ke Pekanbaru, tetapi saat mendengar kabar tersebut, ia memutuskan untuk membatalkan penerbangan tersebut.
Ustadz Abdul Somad tiba dari Jeddah pada jam 10 pagi waktu Indonesia Barat dan seharusnya pesawatnya pulang ke Pekanbaru pada pukul 4 sore.
Namun, setelah mendengar berita kepergian Habib Mahdi, ia merasa terharu dan berkata, "Suaranya sedang menangis, katanya Habib Mahdi sudah mendahului kita. Jadi saya batalkan penerbangan saya pulang."
Ustadz Abdul Somad mengatakan bahwa kebaikan yang pernah dilakukan oleh Al Habib Mahdi telah memotivasinya untuk mengunjungi Palembang.
Ia ingin menjenguk dan memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum, yang telah meninggalkan kenangan manis dalam hatinya.