BACAKORAN.CO -- Banyak pemuda dan pemudi khususnya di Sumatera Selatan yang tidak mau menjadi petani karena ulah orang tua.
Sebab di masyarakat masih ada paradigma orang tua yang mengaggap anaknya belum sukses jika tidak berpakaian rapi.
Sementara seorang petani identik dengan pakaian lusuh dan kotor serta bermandi keringat.
Selain itu,orang tua selalu mendorong anaknya untuk melakukan pekerjaan lain dan tidak mengikuti jejak orang tuanya yang berprofesi sebagai petani.
BACA JUGA:Iran Mulai Mengancam, Milisi Houthi Yaman Serang Israel, Mungkinkah Perang Timur Tengah Meluas
Petani adalah provesi terakhir yang terpaksa harus digeluti jika tak mampu mendapat pekerjaan lain.
Paradigma itu menurut Ketua Pemuda Tani Nelayan Provinsi Sumatera Selatan, Panca Wijaya Akbar harus segera dihilangkan.
" Ayo para pemuda bangkit, karena dari pertanian ini dapat mendorong perekonomian,"terangnya disela-sela Pelantikan Ketua Pemuda Tani Nelayan Kabupaten OKI, Rabu 1 November 2023.
“Jangan gengsi menjadi petani, justru support penuh apa yang jadi kebutuhan para penerus pertanian,”katanya.
BACA JUGA:Masak Air Minum Satu Panci, Orang Satu Kampung Ikut Panik, Ini yang Terjadi
Menurutnya pada masa pandemi Covid-19 lalu, yang bisa mencapai surplus penghasilannya hanya sektor pertanian.
“Ini seharusnya jadi pelajaran bagi semua pemuda untuk kedepan dapat berperan aktif di dalam mengembagkan usaha pertaian,”katanya.
Menurutnya peran pemuda di bidang pertanian bukan saja dari hulu tapi juga hingga ke hilir. “Sebenarnya petani ini mau saja bertanam asal ada harga jual,"katanya.
"Nah inilah saatnya peran pemuda bagaimana memberitahukan kepada para petani dengan inovasinya bisa meningkatkan hasil pertanian kedepan,”katanya.