Dan produk Israel tidak masuk ke dalam impor Indonesia.
Oleh karena itu, konsumen di Indonesia mungkin akan menghadapi kesulitan dalam menjalankan aksi boikot yang efektif.
BACA JUGA:Ajakan Boikot Israel Menggema, Aqua Ternyata Dimiliki Strauss Grup Israel, Masih Mau Beli?
2. Kesulitan dalam Aksi Boikot
Selain kurangnya merek terkenal secara global, aksi boikot produk Israel juga dihadang oleh kurangnya kesadaran akan merek Israel di Indonesia.
Selain itu, kesulitan dalam melakukan boikot juga muncul.
Terutama ketika produk-produk seperti Starbucks atau McDonald's dianggap sebagai merek global yang tidak terkait langsung dengan Israel.
Namun, gerakan internasional yang dikenal sebagai BDS (Boycott, Divestment, and Sanctions) terus mendukung boikot produk Israel.
BACA JUGA:7 Vitamin Penting Untuk Lansia, Tubuh Kuat Tidak Lemas dan Tulang Kuat Pakai Vitamin Ini Lho!
Sebagai bentuk tekanan terhadap Israel agar mematuhi hukum internasional dan mengakhiri kebijakan kontroversialnya terhadap Palestina.
3. Tantangan dan Upaya dalam Mendukung Palestina
Dalam kondisi konflik yang rumit, upaya dukungan untuk Palestina memiliki tantangan tersendiri.
Merek-merek yang memiliki keterkaitan dengan Israel atau mendukungnya menjadi sasaran kampanye boikot.
Namun, tantangan sebenarnya adalah mencari cara yang efektif untuk memengaruhi situasi di Timur Tengah.
BACA JUGA:Mau Tiru Malin Kundang, Anak Angkat Ini Usir Ibunya Dari Rumah Yang Telah Merawatnya Sejak Kecil
Aksi boikot produk Israel dan dukungan untuk Palestina adalah wujud empati dan protes terhadap situasi konflik yang terus berlangsung.