Lanjutnya, Aksara Ulu merupakan alat komunikasi pada zaman dahulu dan berlaku secara umum di Sumsel termasuk di Kabupaten Muara Enim.
"Mari kita inventarisir dan adakan pendekatan dengan yang memiliki naskah kuno aksara ulu,”katanya. “Inilah peran Pemda dalam menjaga kebudayaan,”imbuhnya.
Dia mengatakan, naskah kuno bisa dikemas sedemikian rupa dengan menyiapkan tempat agar tidak rusak dan bisa dilihat publik.
“Karena banyak nasah kuno itu isinya berkaitan dengan ilmu pengetahuan, bisa juga menjadi daya tarik wisata budaya," bebernya.
BACA JUGA:Selamatkan Manuscript Palembang British Library Gandeng UIN Raden Fatah
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Muara Enim, Panca Surya Diharta mengatakan dalam Bimtek ini diikuti oleh 50 orang peserta yang terdiri dari guru SD, OPD terkait, penggiat literasi, pemegang naskah kuno dan pustakawan.
"Kedepannya kita juga akan mengundang guru SMP karena direncanakan Aksara Ulu ini dimasukan sebagai muatan lokal," tuturnya.
Nara sumber kegiatan itu Dr Nyimas Umi Kalsum SAg MHum mengatakan bahwa aksara ulu itu sudah ada sejak abad ke 14.
"Penulisannya biasanya di lakukan di batu, bambu, kulit kayu, bahkan juga ada yang di rotan," terangnya.
BACA JUGA:Aduh, Banyak Naskah Kuno Palembang Rusak dan di Bakar Pemiliknya
Menurutnya, masyarakat yang memiliki naskah kuno menggunakan Aksara Ulu seringkali menganggap naskah kuno itu warisan turun temurun yang tidak boleh disentuh, dibuka maupun dibaca orang lain.
Ketika ditanya isinya, pewaris seringkali mereka tidak paham. "Dan karena disimpan, diwariskan dari generasi dan generasi kadang dianggap keramat," ungkapnya.
“Padahal ketika dibaca isinya adakalanya adalah soal pertanian, bercocok tanam, perubahan musim dan lainnya,”ujarnya.
Dia juga mengatakan naskah kuno yang ditulis dengan aksara ulu bukan seluruhnya hal-hal yang berbau mistis.
“Terkadang isinya soal obat-obatan, batas batas wilayah, syair, sejarah dan lainnya,”ucap dosen yang juga Ketua Masyarakat Naskah Nusantara (Manasa) Cabang Sumatera Selatan itu.
BACA JUGA:Bingung ! Kuota Haji Nambah, Biaya Diusulkan Naik, Petugas Malah Dikurangi 50 Persen Lebih