bacakoran.co

Berani Buka 'Bakul Pusaka' Setelah Orang Tua Meninggal, Ternyata Isinya Manuskrip yang 'Tak Ternilai Uang'

BAKUL PUSAKA : Bakul Pusaka milik Helmi Nangsari ternyata menyimpan sejumah manuskrip kuno. Tampak Helmi Nagsari ketika menyaksikan proses pembersihan manuskrip kuno miliknya yang baru di keluarkan dari bakul pusaka. (foto : doni bae)--

BACAKORAN.CO -- Setelah orang tuanya meninggal, Helmi Nangsari warga Ulak Bandung Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan memberanikan diri membuka 'Bakul Pusaka' peninggalan orang tuanya.

Bakul Pusaka sendiri adalah sebutan warga desa setempat untuk menggambarkan sebuah  wadah dari anyaman bambu berukuran sekira 30 x 20 cm yang bertutup dan diikat dengan tali.

Di dalam bakul biasanya disimpan benda-benda yang di sakralkan atau keramat dan berbau 'magic" seperti senjata tajam yaitu keris, kujur atau tombak pendek, bermacam rajahan dan lainnya.

"Biasannya bakul ini di simpan di atas plafon atau bubungan rumah,"jelas Helmi, yang juga anggota Badan Permusyawaratan Desa Ulak Bandung ketika di temui di sela-sela kegiatan Pendataan dan Alih Media Manuskrip Kuno Muara Enim di Hotel Serasan Muara Enim, Sabtu 3 Agustus 2024.

BACA JUGA:Naskah Kuno Bernilai Ekonomi, Alex Minta Perpusnas RI Bantu Percepatan Preservasi di Palembang

BACA JUGA:Bantu Selamatkan Naskah Kuno Milik Warga Datangkan Ahli dari Perpusnas RI


Dia mengaku selama ini tidak tahu apa yang tersimpan di dalam Bakul Pusaka itu.  Sebab wadah penyimpanan tersebut tidak pernah di buka dan di tunjuukan isinya oleh orang tuanya.

"Dulu hanya disebutkan wadah atau bakul itu tidak boleh "telangkah" atau di langkahi sehingga di simpan di bubungan rumah,"jelas Helmi.

Setelah orang tuanya meninggal menurut Helmi, Bakul Pusaka itu di wariskan kepada anak laki-laki di keluarga. "Awalnya saya penasaran, lalu saya memberanikan diri untuk membukanya,"kata Helmi.

Setelah di buka kata dia, di dalam bakul itu ternyata terdapat beberapa benda seperti lembaran-lembaran kertas, buku yang sudah lapuk, bilah bambu dan kulit kayu.

BACA JUGA:Hasil Digitalisasi Naskah Kuno Palembang akan Disimpan di Sini

BACA JUGA:Aduh, Banyak Naskah Kuno Palembang Rusak dan di Bakar Pemiliknya

"Semuanya ada tulisan, tetapi menggunakan huruf arab gudul dan  huruf paku (huruf ulu, red), saya tidak bisa membacanya,"jelasnya.

Kemudian juga kata dia ada botol keramik kecil yang tertutup rapat, kantong kain yang juga berisi kulit kayu yang sudah hancur serta benda-benda lainnya. "Saya tidak tahu apa arti tulisan arab dan huruf paku itu dan apa guna benda-benda lainnya itu,"urainya.

Dari komunitas adat di desanya menurut Helmi benda-benda tersebut  di jaga dan di rawat. Hanya saja kebanyakan mereka tidak tahu apa yang tertulis di lembaran-lembaran kertas, buku  dan kulit kayu itu.

Karena penasaran kata Helmi, dia terus mencari informasi dari pemuka-pemuka adat dan pemuka dusun tentang benda-benda itu.

BACA JUGA:Info Ternak, Peternak Wajib Cobain Resep Pakan Comboran Terbaik Untuk Kambing Jamin Gemuk dan Sehat!

BACA JUGA:Info Ternak, 7 Jenis Tanaman yang Berbahaya Untuk Kelinci, Bunny Lovers Wajib Waspada!

Hingga akhirnya kata dia terjalin komunikasi dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Muara Enim yang mendata Manuskrip atau naskah  kuno.

"Karena itulah kami sangat senang ketika diundang Dinas Perpustakaan  dan Kerasipan Muara Enim berkerjasama dengan ahli dari Palembang yang katanya mau menfoto  dan menterjemaahkan tulisan-tulisan itu, kami ingin tahu isi tulisannya tentang apa,"jelasnya.

Sementara itu, Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) Komisariat Sumatera Selatan sekaligus ahli Naskah Kuno Sumatera Selatan Dr Nyimas Umi Kalsum S Ag MHum,  yang digandeng Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Muara Enim merasa senang tak terhingga ketika diperkenankan membuka langsung Bakul Pusaka milik Helmi Nangsari.

"Bagi kami yang berkecimpung di bidang Naskah Kuno, ini seperti mendapat bongkahan berlian yang  tak ternilai dengan uang,"cetus Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang itu.

BACA JUGA:Dijamin Seru! 6 Rekomendasi Drama China Tentang Kawin Kontrak Jadi Cinta, Ada yang Mirip Drakor Full House Lho

BACA JUGA:Link DANA Kaget Terbaru Hari Ini Agustus 2024, Penghasil Saldo Gratis yang Bisa Langsung Diklaim Sekarang juga

"Terlebih di dalam bakul itu terdapat setidaknya 3 varian naskah kuno, yaitu tulisan tangan menggunakan huruf jawi atau arab melayu yang menggunakan kertas eropa dan kertas bergaris, di gelumpai atau bilah bambu dan di kulit kayu atau khahas yang di tulis dengan huruf ulu,"jelasnya.

Namun Nyimas Umi Kalsum juga merasa sedih karena beberapa naskah di dalam Bakul Pusaka milik Helmi itu juga ada yang benar-benar hancur menjadi bubuk kayu, hancur sebagian dan hilang tulisannya.

"Kalau sudah hancur, kita tidak tahu naskah kuno itu menceritakan tentang apa,"ujarnya.

Dia menambahkan beberapa naskah kuno yang di bawa warga juga ada yang di tulis di tanduk kerbau sebagai medianya.

Berani Buka 'Bakul Pusaka' Setelah Orang Tua Meninggal, Ternyata Isinya Manuskrip yang 'Tak Ternilai Uang'

Doni Bae

Doni Bae


bacakoran.co -- setelah orang tuanya meninggal, warga ulak bandung kecamatan ujan mas , sumatera selatan memberanikan diri membuka '' peninggalan orang tuanya.

bakul pusaka sendiri adalah sebutan warga desa setempat untuk menggambarkan sebuah  wadah dari anyaman bambu berukuran sekira 30 x 20 cm yang bertutup dan diikat dengan tali.

di dalam bakul biasanya disimpan benda-benda yang di sakralkan atau keramat dan berbau 'magic" seperti senjata tajam yaitu keris, kujur atau tombak pendek, bermacam rajahan dan lainnya.

"biasannya bakul ini di simpan di atas plafon atau bubungan rumah,"jelas helmi, yang juga anggota badan permusyawaratan desa ulak bandung ketika di temui di sela-sela kegiatan pendataan dan alih media manuskrip kuno muara enim di hotel serasan muara enim, sabtu 3 agustus 2024.


dia mengaku selama ini tidak tahu apa yang tersimpan di dalam bakul pusaka itu.  sebab wadah penyimpanan tersebut tidak pernah di buka dan di tunjuukan isinya oleh orang tuanya.

"dulu hanya disebutkan wadah atau bakul itu tidak boleh "telangkah" atau di langkahi sehingga di simpan di bubungan rumah,"jelas helmi.

setelah orang tuanya meninggal menurut helmi, bakul pusaka itu di wariskan kepada anak laki-laki di keluarga. "awalnya saya penasaran, lalu saya memberanikan diri untuk membukanya,"kata helmi.

setelah di buka kata dia, di dalam bakul itu ternyata terdapat beberapa benda seperti lembaran-lembaran kertas, buku yang sudah lapuk, bilah bambu dan kulit kayu.

"semuanya ada tulisan, tetapi menggunakan huruf arab gudul dan  huruf paku (huruf ulu, red), saya tidak bisa membacanya,"jelasnya.

kemudian juga kata dia ada botol keramik kecil yang tertutup rapat, kantong kain yang juga berisi kulit kayu yang sudah hancur serta benda-benda lainnya. "saya tidak tahu apa arti tulisan arab dan huruf paku itu dan apa guna benda-benda lainnya itu,"urainya.

dari komunitas adat di desanya menurut helmi benda-benda tersebut  di jaga dan di rawat. hanya saja kebanyakan mereka tidak tahu apa yang tertulis di lembaran-lembaran kertas, buku  dan kulit kayu itu.

karena penasaran kata helmi, dia terus mencari informasi dari pemuka-pemuka adat dan pemuka dusun tentang benda-benda itu.



hingga akhirnya kata dia terjalin komunikasi dengan dinas perpustakaan dan kearsipan kabupaten muara enim yang mendata manuskrip atau naskah  kuno.

"karena itulah kami sangat senang ketika diundang dinas perpustakaan  dan kerasipan muara enim berkerjasama dengan ahli dari palembang yang katanya mau menfoto  dan menterjemaahkan tulisan-tulisan itu, kami ingin tahu isi tulisannya tentang apa,"jelasnya.

sementara itu, ketua masyarakat pernaskahan nusantara (manassa) komisariat sumatera selatan sekaligus ahli naskah kuno sumatera selatan dr nyimas umi kalsum s ag mhum,  yang digandeng dinas perpustakaan dan kearsipan muara enim merasa senang tak terhingga ketika diperkenankan membuka langsung bakul pusaka milik helmi nangsari.

"bagi kami yang berkecimpung di bidang naskah kuno, ini seperti mendapat bongkahan berlian yang  tak ternilai dengan uang,"cetus dosen fakultas adab dan humaniora universitas islam negeri raden fatah palembang itu.



"terlebih di dalam bakul itu terdapat setidaknya 3 varian naskah kuno, yaitu tulisan tangan menggunakan huruf jawi atau arab melayu yang menggunakan kertas eropa dan kertas bergaris, di gelumpai atau bilah bambu dan di kulit kayu atau khahas yang di tulis dengan huruf ulu,"jelasnya.

namun nyimas umi kalsum juga merasa sedih karena beberapa naskah di dalam bakul pusaka milik helmi itu juga ada yang benar-benar hancur menjadi bubuk kayu, hancur sebagian dan hilang tulisannya.

"kalau sudah hancur, kita tidak tahu naskah kuno itu menceritakan tentang apa,"ujarnya.

dia menambahkan beberapa naskah kuno yang di bawa warga juga ada yang di tulis di tanduk kerbau sebagai medianya.



diantara naskah kuno itu menurut pemiliknya sudah pernah di terjemahkan namun tidak ada langkah perawatan.

"kalau tidak di rawat dan hanya di simpan di atas plafon atau bubungan atap rumah karena dianggap sakral, lama kelamaan akan hancur. tadi kita lihat sendiri ada yang sudah jadi bubuk kayu,"ulasnya.

menurutnya, dari data sementara yang diketahuinya sejumlah naskah kuno baik yang di tulis di tanduk kerbau, gelumpai atau bilah bambu, kulit kayu dan kertas eropa berisi tentang sejarah penyebaran islam di kabupaten muara enim dan batas wilayah.

"kemudian ada juga tentang obat-obatan dengan rajah, cerita nabi, fiqih, sholawat nabi dan lainnya.


 
sementara itu, kepala dinas perpustakaan dan kearsipan kabupaten muara enimm h shofyan aripanca s kom msi melalui kepala bidang pengolahan layanan dan pelestarian bahan perpustakaan  kabupaten muara enim novi  dianty s kom mm mengaku jika kini pihaknya terus berupaya melakukan pendataan pemilik dan pelestarian naskah kuno di kabupaten muara enim.

"alhamdulillah begitu mendapat informasi mulut ke mulut, komunitas adat, langsung kami telusuri hingga akhirny kita mendapatkan sejumlah nama masyarakat kabupaten muara enim yang masih menyimpan naskah kuno,"jelasnya.

novi mengaku pihaknya beterimakasih tak terhingga ketika pemilik naskah kuno dengan terbuka mau memberikan data tentang naskah kuno milik mereka.

"ketika ada yang mau menunjukkan naskah kunonya untuk di data, rasanya kami senang luar biasa,"ungkapnya.



tapi kata dia, tidak sedikit pemilik naskah kuno itu yang belum bersedia memberikan data ataupun menunjukkan naskah kuno yang mereka simpan.

"salah satu kendalanya karena masih banyak yang beranggapan naskah kuno itu benda keramat. bahkan ada pemilik yang mengatakan jika  di perlihatkan kepada pihak lain maka pemiliknya akan mendapat balak  atau celaka,"ucapnya.

namun menurut novi, pihaknya tidak akan putus asa dalam melakukan pendataan dan melestarikan naskah kuno ini.

pihaknya juga menghargai jika ada pemilik naskah kuno yang menganggap naskah kuno itu sebagai benda yang sakral.



"namun alangkah baiknya pemilik naskah kuno dan anak cucunya juga tahu apa isi dari naskah kuno milik mereka. untuk itulah kami menggandeng ahli tentang naskah kuno yang memiliki pengetahuan tentang membaca naskah kuno itu,"jelasnya.

novi menegaskan jika setelah pendataan dan alih media, dinas perpustakaan dan kearsipan muara enim tidak akan mengambil naskah itu dari pemiliknya.

"kami hanya mendata, memberi edukasi untuk perawatan dan membantu pelestariannya dengan mengalihmediakan ke digital. setelah itu naskah kami kembalikan kepada pemiliknya,"tegas novi.
 
"mungkin ke depan kita juga akan melakukan preservasi atau perbaikan naskah-naskah kuno yang sudah rusak itu dengan memita bantuan tim ahi dari perpustakaan nasional,"katanya.



"dari informasi awal yang kami terima, salah satu syarat untuk meminta bantuan reservasi itu, minimal daerah memiliki 50 naskah kuno yang hendak di perbaiki sehingga tm dari pusat bisa turun,"ucapnya.

dia juga berharap dari naskah-naskah kuno yang terserak di sejumlah kecamatan muara enim itu nantinya dapat di tarik benang merah tentang banyak hal seperti sejarah kabupaten muara enim, penyebaran islam dan hal lainnya yang bisa diketahui masyarakat.

Tag
Share