BACAKORAN.CO – Gencatan senjata Israel dengan milisi Hamas telah disepakati pada Rabu (22/11/2023).
Namun hingga kini suasana di jalur Gaza, Palestina masih mencekam.
Israel terus membombardir jalur Gaza.
Al Jazeera melaporkan serangan intensif di utara hingga selatan Palestina justru terjadi menyusul penundaan penerapan gencatan senjata yang semula ditetapkan hari ini, menjadi Jumat (24/11/2023).
BACA JUGA:Biadab! Tak Gubris PBB, Gencatan Senjata Gagal, Israel Masih Serang Jalur Gaza
Serangan Israel dilaporkan menghantam wilayah Deir el-Balah dan kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.
Menurut Kantor berita Palestina Wafa, serangan Israel menghantam bangunan tempat tinggal hingga memicu kekhawatiran akan banyak kematian dan cidera.
Wafa juga melaporkan serangan Israel terjadi di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza.
Beberapa daerah di Khan Younis dan Rafah di selatan juga menjadi sasaran serangan udara Israel, termasuk sebuah bangunan yang menampung kelompok amal di sebelah Rumah Sakit Kuwait di Rafah.
BACA JUGA:Kekeh Tolak Gencatan Senjata, Israel Hanya Setuju Hentikan Pertempuran Satu Jam
Tak hanya itu, pasukan Israel pun dilaporkan menargetkan kru pertahanan sipil di Beit Lahiya, Gaza utara.
Al Jazeera mendapatkan laporan soal korban jiwa akibat gempuran Israel.
Termasuk area Abu Iskander.
Diketahui, Abu Iskander terletak di barat Rumah Sakit Indonesia yang juga dikepung bombardir Israel sejak awal pekan ini.
BACA JUGA:Pertemuan Jokowi dan Joe Biden, Bahas Gencatan Senjata Gaza dan Perdagangan. Negosiasi atau Menuntut?
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa militer Israel siap melanjutkan serangan jika gencatan senjata di Jalur Gaza dilanggar.
“Kami akan bertindak bijaksana, dan, setelah hari-hari gencatan senjata berakhir, kami akan kembali berperang. Mungkin, kami harus melakukan hal itu lebih awal; mungkin, akan ada pelanggaran (terhadap gencatan senjata), dan kami tidak akan tinggal diam," ujarnya dilansir TASS, Kamis (23/11/2023).
Netanyahu menekankan bahwa pihaknya memprioritaskan pemulangan seluruh sandera sesuai dengan rencana yang telah disetujui.
Namun hal itu bukan berarti bahwa kelompok Hamas di Jalur Gaza akan diberikan kebebasan total.
BACA JUGA:Negara Negara Arab Lebih Takut Minyaknya Ngga Laku Daripada Bantu Palestina, Ini Buktinya
Menurutnya, militer Israel memiliki perintah untuk mengambil tindakan jika adanya ancaman secara langsung.
Gencatan senjata sebelumnya disepakati setelah pertemuan khusus selama berjam-jam.
Pemerintah Israel menyetujui rencana yang mengatur pemulangan setidaknya 50 sandera dari Jalur Gaza dalam waktu empat hari, setelah itu operasi militer di daerah tersebut akan dilanjutkan.
Kementerian Kehakiman Israel menerbitkan daftar 300 sandera Palestina yang mungkin dibebaskan berdasarkan perjanjian tersebut.
Hamas kemudian mengumumkan kesepakatan dengan Israel, yang dicapai melalui mediasi Qatar dan Mesir, mengenai gencatan senjata kemanusiaan selama empat hari di Gaza..
Lalu Hamas menegaskan bahwa perjanjian tersebut mencakup pembebasan 50 perempuan dan anak-anak berusia di bawah 19 tahun sebagai imbalan atas pembebasan sandera yang ditahan di penjara-penjara Israel.