bacakoran.co

Tak Hanya Cetak Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar, Polisi Juga Temukan Deposito dan SBN Rp745 Triliun

Kasus Sindikat Pembuatan Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar, Polisi Juga Temukan Deposito dan SBN Senilai Rp745 Triliun --DetikNews.com

BACAKORAN.CO - Setelah pihak kepolisian membongkar praktik pembuatan uang palsu di lingkungan kampus UIN Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan polisi juga menemukan sertifikat deposito dan surat berharga negara senilai Rp745 triliun.

Irjen Pol Yudhiawan selaku Kapolda Sulawesi Selatan mengungkapkan hal ini pada konferensi pers (Kamis (19/12/2024).

Dan berdasarkan penuturannya barang bukti yang disita meliputi uang palsu pecahan Rp100.000 tahun emisi 2019 sebanyak 234 lembar.

Kemudian, ada juga mata uang asing, termasuk 500 Won (mata uang Korea Selatan) dan 111 lembar pecahan 500 Dong (mata uang Vietnam).

BACA JUGA:Peran ke-17 Sindikat Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar, Ini Peran Masing-Masing Pelaku

BACA JUGA:Sindikat Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar Libatkan 17 Tersangka, Polisi Ungkap Fakta Mencengangkan

"Ironisnya, selain uang palsu tersebut, terdapat pula satu lembar kertas Certificate of Deposit BI senilai Rp45 triliun, serta satu dokumen Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai mencapai Rp700 triliun," jelas Irjen Pol Yudhiawan dalam konferensi pers, seperti dikutip Bacakoran.co dari Sindonews, Minggu (22/12/2024).

Pihak kepolisian saat ini juga masih menyelidiki keabsahan atau kebenaran dari sertifikat deposito dan dokumen SBN tersebut, yang jika dijumlahkan bernilai Rp745 triliun.

Proses penyelidikan akan terus dilakukan untuk mengungkap jaringan peredaran uang palsu dan dokumen ilegal ini.

Barang bukti yang sudah disita di sejumlah lokasi di Kabupaten Gowa dan sekitarnya, dan tersangka yang terlibat dalam kasus ini masih dalam proses identifikasi dan pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.

BACA JUGA: Marah dan Malu, Rektor UIN Alauddin Pecat Dua Oknum Pegawainya, Terlibat Kasus Uang Palsu

BACA JUGA:Polisi Tetapkan 17 Orang Tersangka Kasus Pembuatan Uang Palsu di Lingkungan Kampus UIN Alaudin Makassar

Sebelumnya polres Gowa telah menetapkan 17 orang sebagai tersangka dalam kasus sindikat pembuatan dan peredaran uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, menyatakan bahwa jumlah tersangka dapat bertambah seiring penyelidikan yang berlangsung.

Tak Hanya Cetak Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar, Polisi Juga Temukan Deposito dan SBN Rp745 Triliun

Yanti D.P

Yanti D.P


bacakoran.co - setelah pihak kepolisian membongkar praktik pembuatan uang palsu di lingkungan kampus uin alauddin makassar, kabupaten gowa, sulawesi selatan polisi juga menemukan sertifikat deposito dan surat berharga negara senilai rp745 triliun.

irjen pol yudhiawan selaku kapolda sulawesi selatan mengungkapkan hal ini pada konferensi pers (kamis (19/12/2024).

dan berdasarkan penuturannya barang bukti yang disita meliputi uang palsu pecahan rp100.000 tahun emisi 2019 sebanyak 234 lembar.

kemudian, ada juga mata uang asing, termasuk 500 won (mata uang korea selatan) dan 111 lembar pecahan 500 dong (mata uang vietnam).

"ironisnya, selain uang palsu tersebut, terdapat pula satu lembar kertas certificate of deposit bi senilai rp45 triliun, serta satu dokumen surat berharga negara (sbn) dengan nilai mencapai rp700 triliun," jelas irjen pol yudhiawan dalam konferensi pers, seperti dikutip bacakoran.co dari , minggu (22/12/2024).

pihak kepolisian saat ini juga masih menyelidiki keabsahan atau kebenaran dari sertifikat deposito dan dokumen sbn tersebut, yang jika dijumlahkan bernilai rp745 triliun.

proses penyelidikan akan terus dilakukan untuk mengungkap jaringan peredaran uang palsu dan dokumen ilegal ini.

barang bukti yang sudah disita di sejumlah lokasi di kabupaten gowa dan sekitarnya, dan tersangka yang terlibat dalam kasus ini masih dalam proses identifikasi dan pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.

sebelumnya polres gowa telah menetapkan 17 orang sebagai tersangka dalam kasus sindikat pembuatan dan peredaran uang palsu di , sulawesi selatan.

kapolda  irjen pol yudhiawan wibisono, menyatakan bahwa jumlah tersangka dapat bertambah seiring penyelidikan yang berlangsung.

para tersangka yang diamankan di polres gowa tersebut terdiri dari berbagai latar belakang, termasuk pegawai badan usaha milik daerah (bumd), tenaga honorer, aparatur sipil negara (asn), dosen dan dua orang pegawai bank.

selain itu 7 di antara mereka diduga mencetak uang palsu untuk keperluan pemilihan kepala daerah (pilkada).

dalam operasi ini polisi berhasil menyita 98 barang bukti yang mencakup uang palsu senilai ratusan triliun rupiah dan mesin-mesin yang digunakan untuk memproduksi uang palsu tersebut.

berdasarkan keterangan saksi bahan kertas untuk mencetak uang palsu ini didatangkan dari tiongkok.

modus operandi para pelaku adalah menawarkan dana palsu kepada calon pasangan pilkada di kabupaten barru serta partai politik.

namun para calon dan partai menolak tawaran ini setelah mengetahui bahwa dana tersebut berupa uang palsu.

para pelaku berharap jika tawaran diterima, calon atau partai bersedia menyebarkan uang palsu ke masyarakat untuk memperoleh dukungan suara.

akan tetapi setelah rencana ini gagal mereka mencoba menjual uang palsu kepada masyarakat dengan skema penukaran uang asli rp100 ribu dengan 2 lembar uang palsu senilai rp100 ribu.

menurut yudhiawan, peredaran uang palsu ini telah menyebar hingga ke wilayah sulawesi selatan.

saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan mendalam dan mencari 3 orang yang telah masuk dalam daftar pencarian orang (dpo) terkait kasus ini.

marah dan malu, rektor uin alauddin pecat dua oknum pegawainya, terlibat kasus uang palsu

 universitas islam negeri (uin) , sulawesi selatan (sulsel)  mengaku malu, marah dan tertampar oleh ulah 2 oknum pegawainya yang diduga terlibat kasus peredaran .

menurut hamdan juhanis,  usahanya bersama civitas academica untuk membangun reputasi uin alauddin makassar telah dihancurkan oleh 2 oknum tersebut.

“selaku rektor, saya marah, saya malu, saya tertampar. setengah mati kami membangun kampus, membangun reputasi bersama pimpinan, dengan sekejap dihancurkan,” ujar hamdan juhanis saat menghadiri konferensi pers kapolda sulawesi selatan irjen yudhiawan di mapolres gowa, kamis 19 desember 2024).

“itulah sebabnya kami mengambil langkah setelah ini jelas, kedua oknum yang terlibat dari kampus kami langsung kami berhentikan dengan tidak hormat,” tegasya dengan suara terbata-bata, bergetar penuh kekecewaan.



dua oknum pegawai ui alauddin makasar tersebut yaitu kepala upt perpustakaan uin alauddin makassar inisial ai dan seorang tenaga honorer berinisial mn yang bekerja di kampus uin alauddin ii samata, jalan yasin limpo, kabupaten gowa, sulsel.

diketahui dari konfrensi pers itu, bahwa polda sulawesi selatan telah mengungkap sindikat uang palsu di uin alauddin makassar. pihak kepolisian sudah menetapkan 17 tersangka, dua di antaranya pegawai uin alauddin makassar.

polisi juga menyita sejumlah barang bukti diantaranya sebuah mesin percetakan kertas berukuran besar yang di sebut polisi di beli oleh komplotan ini seharga rp 600 juta.

mesin itu informasinya di datang dari surabaya dan di pesan dari china. komplotan ini juga memesan kertas khusus dari china untuk mencetak uang palsu tersebut.



nah, mesin cetak itu di sita dari salah satu ruangan dilingkungan perpustakaan uin alaudin makasar.

"mesin cetak itu tidak ada kaitannya dengan uin makassar, murni dibeli oleh komplotan ini,"jelas kapolda sulsel irjen pol yudhiawan. dijelaskannya, mesin itu disimpan dalam ruagan degan dinding kedap suara.

ditambahkan yudhiawan, mesin itu ukurannya cukup besar dan berat. diduga komplotan ini membawanya masuk ke uin alaudin makasar saat malam hari. "karena berat, mereka menggunakan forklip untuk mengangkatnya,"jelas yudhiawan.

polisi menyita sebanyak 98 jenis barang bukti termasuk upal pecahan rp100 ribu sebanyak 4.927 lembar sudah terpotong, serta 1.369 lembar kertas bergambar uang pecahan rp100 ribu yang belum terpotong.

Tag
Share