BACAKORAN.CO - Gunung Marapi, yang terkenal di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, kembali heboh dengan kemarahan alamnya hari ini.
Suara dentuman keras yang menggelegar mengawali erupsi ini, mengirimkan gelombang kepanikan di antara warga setempat.
Sebuah kejadian yang membuat kepanikan untuk warga sekitarnya, seiring hujan abu vulkanik yang mengguyur Sungai Pua dan sekitarnya.
Dalam kejadian ini, sebuah nyawa terenggut, dan belasan pendaki gunung terjebak dalam beluk Gunung Marapi yang memuntahkan Abu vulkaniknya.
BACA JUGA:Berpacu Dengan Waktu! Total Ada 70 Pendaki Terjebak di Gunung Marapi, Baru 28 Yang Dipastikan Turun
Dentuman keras yang membuyarkan kesunyian di kaki Gunung Marapi menjadi saksi bisu kepanikan warga.
Putri seorang warga Sungai Pua, Kabupaten Agam, memberikan gambaran dramatis tentang momen tersebut.
Hujan abu vulkanik yang menyusul erupsi membuat beberapa warga memilih mengungsi, sementara yang lain bertahan dalam keteduhan rumah mereka.
Sementara itu, belasan pendaki yang pada saat itu berada di dekat puncak Marapi menemui nasib tragis.
Erupsi Gunung Marapi mengepung mereka, dan belasan nyawa menjadi taruhannya. Satu di antara mereka, Yashirli Amri, seorang mahasiswi berusia 20 tahun asal Batusangkar, menjadi korban yang meninggal dunia.
BACA JUGA:Gunung Marapi Sumbar Erupsi, Dikabarkan Belasan Pendaki Terjebak, 1 Meninggal Dunia
Meski informasi ini masih simpang siur, kejadian ini menjadi cermin betapa rapuhnya eksistensi manusia di hadapan kekuatan alam.
Data yang dihimpun bacakoran.co menggambarkan dampak erupsi ini yang melanda beberapa daerah, termasuk Agam, Tanah Datar, dan Bukittinggi.
Ahmad Rifandi, perwakilan PVMBG Pos Pengamatan Gunung Marapi, menjelaskan bahwa erupsi ini berlangsung selama 4 menit 41 detik dengan ketinggian mencapai 30 mm.
Saat ini, Gunung Marapi berada pada level 2, memicu peringatan bagi masyarakat dan pengunjung untuk menjauh dari radius 3 kilometer di sekitar Gunung Marapi.