BACAKORAN.CO – Konglomerat asal Indonesia, Prajogo Pangestu melesat menjadi orang terkaya ke-27 di dunia.
Kekayaan pengusaha yang pernah menjadi sopir angkutan kota (angkot) itu melonjak hingga Rp134 triliun dalam waktu kurang dari sebulan.
Melansir dari Forbes Real Time Billionaire, harta Prajogo per 3 Desember 2023 mencapai US$ 47,5 miliar atau setara Rp733,7 triliun (kurs Rp15.447 per USD).
Meski harta kekayaannya baru saja turun US$ 165 juta atau setara Rp2,5 triliun, Prajogo masih menjadi orang terkaya di Tanah Air serta orang terkaya ke-27 di dunia berdasarkan daftar Forbes tersebut.
BACA JUGA:Salut! 2 Orang Indonesia Masuk Daftar Miliarder Paling Dermawan di Asia, Apa Bisnisnya?
Pada Oktober kekayaan Prajogo hanya sekitar US$10,1 miliar atau setara Rp156 triliun.
Lalu pada awal November kekayaan Prajogo melesat hingga mencapai US$38,7 miliar atau setara Rp597,8 triliun.
Kemudian naik lagi Rp134 triliun hingga tembus lebih dari Rp730 triliun.
Kekayaan Prajobo meningkat pesat usai sejumlah perusahaannya melantai di bursa saham Indonesia, yaitu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
BACA JUGA:Mau Jadi Miliarder? Berikut ini 10 Nasihat Bill Gates Untuk Meraih Kesuksesan
Sekadar informasi, pria kelahiran 13 Mei 1944 di Sambas, Kalimantan Barat ini merupakan putra seorang pedagang karet.
Lantaran kondisi ekonomi keluarganya yang memprihatinkan, ia hanya bisa menamatkan pendidikan hingga jenjang SMP.
Kondisi ini pulalah yang membuatnya berpikir untuk mencari pekerjaan.
Sempat mengadu nasib ke Jakarta, tetapi belum berbuah hasil yang baik, ia balik ke kampung halaman.
BACA JUGA:Melangkah Jadi Miliarder: Aplikasi Penghasil Uang Terpercaya yang Mengubah Hobi Menjadi Pendapatan
Saat itu, Prajogo sempat menyambung hidup dengan bekerja menjadi sopir angkot.
Setelah beberapa waktu menjadi sopir angkot, Prajogo memutuskan berkarir di dunia bisnis pada tahun 1960-an.
Sebelum akhirnya ia memulai bisnis kayunya pada akhir 1970-an.
Ia mendaftarkan perusahaannya, Barito Pacific Timber, pada tahun 1993 dan mengganti namanya menjadi Barito Pacific setelah melebarkan sayapnya ke industri lain.
BACA JUGA:Harga Bitcoin Hari Ini Rp 450 Juta, Mau Jadi Miliarder Dari Bitcoin, Gaskeun Kuy
Pada tahun 2007, Prajogo Pangestu mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri.
Lalu, di tahun 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terbesar di Indonesia.