Sony memiliki pengalaman dan teknologi yang lebih matang dalam membuat sensor kamera, terutama untuk ukuran sensor yang besar, seperti 1 inci.
Sensor kamera Sony juga memiliki performa yang lebih baik dalam kondisi pencahayaan yang rendah, karena memiliki piksel yang lebih besar dan sensitivitas yang lebih tinggi.
Sensor kamera Sony juga lebih kompatibel dengan lensa dan prosesor gambar dari berbagai vendor, sehingga memberikan fleksibilitas dan konsistensi yang lebih baik untuk hasil foto.
2. Samsung ingin fokus pada pengembangan sensor kamera untuk model lain.
BACA JUGA:Guys! Chatbot AI Microsoft Copilot Siap Dijajal, Sudah Tersedia untuk Umum
Samsung memiliki banyak lini produk smartphone, mulai dari kelas menengah hingga premium.
Samsung mungkin ingin mengalokasikan sumber daya dan tenaga kerjanya untuk mengembangkan sensor kamera untuk model lain, seperti Galaxy Z Fold 7, Galaxy Note 26, atau Galaxy S26.
Samsung mungkin juga ingin menunggu hingga sensor kamera ISOCELL HW1 dan HW2 432MP siap untuk diproduksi massal, sebelum menggunakannya untuk smartphone flagshipnya.
Dengan menggunakan sensor kamera Sony untuk Galaxy S25 dan S25+, Samsung dapat menghemat biaya dan waktu, serta mengurangi risiko kegagalan atau masalah kualitas.
3. Samsung ingin memberikan variasi dan pilihan bagi konsumen.
Samsung mungkin menyadari bahwa tidak semua konsumen menyukai sensor kamera ISOCELL buatannya.
Beberapa konsumen mungkin lebih memilih sensor kamera Sony, karena telah terbiasa dengan hasil foto yang dihasilkan oleh sensor kamera Sony.
Samsung mungkin ingin memberikan variasi dan pilihan bagi konsumen, sehingga mereka dapat memilih smartphone yang sesuai dengan selera dan kebutuhan mereka.
BACA JUGA:Redmi K70E Resmi Berganti Nama Secara Internasional Menjadi Poco X6 Pro, ini Alasannya...
Samsung mungkin juga ingin menarik konsumen baru yang sebelumnya menggunakan smartphone dengan sensor kamera Sony, seperti dari merek Sony, Xiaomi, OnePlus, atau Vivo.