“Digitalisasi juga tentang birokrasi. Pak Ganjar berkomitmen untuk membawa digitalisasi tersebut agar bisa lebih transparan dan merangkul lebih banyak kalangan.
Karena diyakini kalau semua bisa didigitalkan, hidup akan menjadi lebih mudah, misal saat antre di RS tidak perlu lagi membuang waktu sia-sia karena pemesanan bisa dilakukan lewat aplikasi,” jelas Sofian.
Kedaulatan digital yang akan turut diupayakan adalah kemandirian digital. Dicontohkan jika suatu saat pemenuhan cloud server di Indonesia akan sepenuhnya disediakan provider lokal.
Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan transfer knowledge dengan pemain internasional yang saat ini ada di Indonesia – pemerintah akan memastikan proses tersebut terfasilitasi dengan baik.
Selain itu perlindungan hak digital juga menjadi sorotan di dalam visi-misi Ganjar-Mahfud MD, ini diejawantahkan dengan regulasi perlindungan data dan keamanan siber.
Termasuk dengan merangkul para ahli di bidang keamanan dan forensik digital untuk bekerja sama lebih rekat dengan pemerintah untuk mengamankan ruang siber nasional.
“Banyak unicorn yang uangnya justru mengendap di Singapura, ini yang mau diubah, agar Indonesia lebih berdaulat secara digital.
Hal ini hanya bisa didukung oleh regulasi yang apik dan iklim politik yang stabil, dan Ganjar-Mahfud MD sudah menyiapkan hal ini, salah satunya dengan rencana memberikan insentif fiskal dan mendorong lebih banyak perusahaan lokal [BUMN dan korporasi besar] agar aktif berinvestasi ke startup dan melibatkan startup ke banyak proyek strategis pemerintah,” jelas Sofian.
Selain itu dari sisi penerapan di masyarakat, salah satu yang ingin dikejar adalah lebih banyak mendorong pembayaran cashless.
Ketika sistem ini teramplifikasi secara luas, maka akan terjadi percepatan transaksi dan ekonomi, mendorong orang untuk lebih kreatif menghasilkan produk, memperluas pangsa pasar, dan menjadi stepping stone yang menarik untuk Indonesia Emas 2045.
Membantu membuka pasar internasional(*)