BACAKORAN.CO – Akumulator atau Aki memiliki fungsi sebagai komponen penting pada sistem pengisian daya kendaraan bermotor.
Energi listrik yang tersimpan dalam aki dibutuhkan untuk menyalakan mesin serta mengoperasikan berbagai sistem kelistrikan pada kendaraan.
Pada umumnya ada 2 jenis aki yang digunakan masyarakat di Indonesia, yakni aki kering dan aki basah.
Kerap menjadi perdebatan di masyarakat mengenai aki mana dari kedua jenis itu yang lebih baik untuk kendaraan.
BACA JUGA:Siap Mengaspal 2024, 300 Mobil Listrik Xiaomi SU7 EV Akan di Produksi pada Bulan Desember
Sebagian masyarakat menganggap aki kering lebih baik dengan alasan perawatannya lebih mudah.
Sedangkan sebagian lagi menilai aki basah lebih baik karena harganya yang lebih terjangkau.
Lantas manakah yang lebih baik di antara keduanya?
Simak artikel berikut mengenai kelebihan dan kekurangan dari aki kering dan basah, sebagai bahan pertimbangan memilih aki untuk digunakan di kendaraan:
BACA JUGA:Mobil Listrik Chery Omoda 5 Siap Bersaing di Pasar Indonesia, Produksi Lokal dan Diluncurkan Januari 2024
Kelebihan dan Kekurangan Aki Kering
Aki kering, yang juga dikenal sebagai aki bebas perawatan atau aki maintenance-free, telah menjadi pilihan yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir.
Untuk mengetahui sejauh mana keunggulan dan kelemahan aki kering, simak informasi berikut:
Kelebihan Aki Kering:
BACA JUGA:Hujan Tidak Perlu Berteduh Lagi! Mobil Listrik HY Imut Penumpang 4 Orang, Harga Setara Yamaha NMAX
Mudah dirawat: Aki kering tidak memerlukan pengisian air secara berkala seperti aki basah, membuatnya lebih nyaman karena tidak memerlukan perawatan rutin.
Proses pembersihannya juga sederhana, cukup dengan menggunakan kain kering yang lembut.
Material cairan elektrolit berisi timah kalsium: Ini menjadikan aki kering tahan terhadap penguapan dan tumpahan, sangat bermanfaat untuk kendaraan yang sering melintasi medan berguncang atau ekstrim.
Pemasangan cepat: Selain perawatannya yang lebih mudah, pemasangan aki kering juga lebih cepat.
BACA JUGA:Mobil Listrik Kedua! Kesan Pertama Berkendara Wuling BinguoEV: Rasa Nyaman Dan Penuh Fitur
Kekurangan Aki Kering:
Harga cenderung lebih mahal: Aki kering umumnya memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan aki basah karena menggunakan teknologi yang lebih canggih.
Memerlukan pemanasan mesin rutin: Penggunaan aki kering memerlukan pemanasan mesin secara berkala untuk menjaga performa aki.
Tidak bisa diisi ulang: Karena sifat maintenance-free, aki kering tidak dapat diisi ulang dan harus diganti dengan yang baru, dengan usia penggunaan yang terbatas sekitar 2 tahun.
BACA JUGA:HORE! Pemerintah Naikkan Subsidi Konversi Motor Listrik Rp 10 Juta, Kapan Realisasinya?
Kelebihan dan Kekurangan Aki Basah
Aki basah, juga dikenal sebagai aki konvensional, menggunakan cairan elektrolit untuk menghasilkan energi listrik kendaraan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kelebihan dan kekurangan aki basah:
Kelebihan Aki Basah:
Harga terjangkau: Aki basah lebih ekonomis dibandingkan dengan aki kering.
BACA JUGA:Vespa Listrik Elettrica, Dibanderol Rp 198 Juta, Ini Spesifikasi Lengkapnya?
Mudah diperbaiki: Jika mengalami kerusakan, aki basah dianggap lebih mudah diperbaiki daripada aki kering.
Ketersediaan yang mudah: Aki basah mudah ditemukan di bengkel atau tempat servis, sesuai dengan kendaraan Anda.
Usia penggunaan relatif lama: Aki basah dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama jika dirawat secara rutin dan air aki diganti secara berkala.
Kekurangan Aki Basah:
BACA JUGA:Gebrakan Baru! Kolab Chery dan Huawei Siap Luncurkan Sedan Listrik Luxeed S7, Segini Harganya
Memerlukan perawatan rutin: Perawatan dan pemantauan kondisi aki secara berkala diperlukan untuk mencegah penguapan cairan elektrolit dan memastikan kinerja yang optimal.
Risiko tumpah cairan elektrolit: Cairan elektrolit pada aki basah berisiko tumpah dan dapat merusak komponen kendaraan serta menyebabkan korosi.
Rentan terhadap getaran dan guncangan: Aki basah lebih rentan terhadap getaran dan guncangan, khususnya jika digunakan dalam kondisi medan yang berguncang atau sering mengalami goncangan.
Hal ini dapat menyebabkan kerusakan, termasuk kebocoran cairan elektrolit.