BACAKORAN.CO - Jejak Reggae dari Papua ke Christmas Island, Acara "Reggae Night" di Taman Impian Jaya Ancol menjadi saksi kehadiran band Abreso, yang seluruh personelnya merupakan pemuda asal Papua.
Sebuah perjalanan musik yang unik yang dimulai pada tahun 1986, ketika Abreso tampil di Christmas Island selama tiga bulan, sebuah acara yang diprakarsai oleh Yorries Raweyai.
Langkah Awal di Tahun 1984
Pada tahun 1984, Abreso melakukan rekaman lagu-lagu Reggae yang menjadi tonggak awal dimulainya perjalanan mereka.
Masih di era yang sama, lagu "Dansa Reggae" yang dibawakan oleh Nola Tilaar, dengan iringan musik oleh Willie Teuguh, juga turut memperkaya ragam musik reggae di Indonesia.
Salah satu lagu ciptaan Melky Goeslaw ini mampu mengundang masyarakat dari berbagai latar belakang kultural untuk meramaikan suasana.
BACA JUGA:Suka Musik Reggae? Ini Dia Perjalanan dan Pengaruhnya di Indonesia
BACA JUGA:Pemusik Wajib Tahu! Hukum Musik Menurut Habib Umar bin Hafidz
Lirik-liriknya menciptakan semangat positif, seperti yang terdengar dalam kutipan: "Orang Jawa bilang, monggo dansa reggae!"
Deretan Nama Besar dan Perkembangan
Indonesia sendiri telah melahirkan sejumlah nama besar dalam perkembangan dunia musik reggae, termasuk Tony Q, Steven & Coconut Treez, Joni Agung (Bali), New Rastafara, Heru 'Shaggy Dog' (Yogyakarta), serta band-band baru seperti Gangstarasta dan
Steven and The Coconuttreez. Sementara itu pada tahun 1986, Black Company telah memberikan warna baru pada pekembangan musik reggae di Indonesia, selanjutnya diikuti oleh kemunculan Asian Roots dan Asian Force.
Tantangan Identitas Musik Reggae di Indonesia
Meskipun musik reggae tumbuh subur, namun keberadaannya di Indonesia seringkali terkesan terpinggirkan.
Disamping tantangan identitas akan muncul terutama karena stereotip negatif yang melekat, terdapat sebagian orang yang melihat bahwa musisi reggae dipandang sebagai sosok yang kurang teratur.