Pasukan Utsmaniyah menghadapi ketahanan gigih pasukan Byzantium yang dipimpin oleh Kaisar Konstantinus XI.
Walaupun pasukan Utsmaniyah mengalami beberapa kekalahan awal, al-Fatih tetap mempertahankan motivasi tinggi di antara pasukannya.
Kemenangan Besar karena Penaklukan Konstantinopel
Pada tanggal 29 Mei 1453, setelah hampir dua bulan pengepungan, pasukan Utsmaniyah berhasil menembus tembok kota dan memasuki Konstantinopel.
Pertempuran terakhir terjadi di sekitar Istana Topkapi, di mana Kaisar Konstantinus XI gugur dalam pertempuran tersebut.
Dengan jatuhnya kota ini, Kekaisaran Romawi Timur pun berakhir.
Muhammad al-Fatih memasuki kota dengan hormat dan mengumumkan kemenangannya.
Meskipun ada kekhawatiran tentang kemungkinan penjarahan, al-Fatih mengambil langkah-langkah tegas untuk melindungi penduduk dan properti kota.
Dia juga segera memulai proses untuk memperbaiki dan membangun kembali kota yang hancur.
BACA JUGA:Perang Kembali Berlanjut di Gaza Setelah Gencatan Senjata Runtuh.
Dampak Penaklukan Konstantinopel
Penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad al-Fatih memiliki dampak besar terhadap sejarah dan geopolitik dunia.
Secara langsung, ini menandai berakhirnya Kekaisaran Romawi Timur dan awal dari Kekaisaran Utsmaniyah sebagai kekuatan dominan di wilayah tersebut.
Disamping itu, penaklukan ini juga memiliki dampak besar pada dunia Kristen dan Muslim.
Bagi dunia Muslim, penaklukan ini dianggap sebagai kemenangan besar dan mengukuhkan kekuatan Utsmaniyah sebagai kekuatan militer yang tangguh.