5 Makanan Legendaris Indonesia Ini Punya Nilai Filosofi, Bumbu Lokal yang Menggoda Selera

Rabu 17 Jan 2024 - 02:00 WIB
Reporter : trisno Rusli
Editor : djarwo

Oleh karena itu, ketupat biasanya dimakan saat saling meminta maaf dan mengakui kesalahan, seperti pada saat Hari Raya Idul Fitri.

BACA JUGA:Moms, Resep Dimsum Kembang Tahu Kuliner Lezat & Sehat yang Mudah Dibuat di Dapur!

Ketupat juga melambangkan empat hal, yaitu lebaran (usai), luberan (melimpah), leburan (melebur), dan laburan (kapur) yang melambangkan pintu ampunan terbuka lebar, ajaran untuk bersedekah, saling memaafkan, dan kesucian lahir dan batin.

3. Lontong

Lontong adalah makanan khas Indonesia yang memiliki filosofi "olo e dadi kotong" atau kejelekannya sudah tidak ada atau hilang.

Dalam budaya Jawa, memakan lontong diharapkan dapat menjadi pengingat yang baik agar selalu bertaubat dan terampuni dari dosa-dosa.

4. Kolak

Kolak adalah makanan khas Indonesia yang seringkali dikonsumsi pada bulan Ramadan. Kolak memiliki dua filosofi.

Yaitu pemendaman atau penguburan yang mengingatkan bahwa pada akhirnya setiap manusia akan dipendam atau dikubur dan permintaan maaf yang diwakili oleh santan yang mengandung arti bahwa siapa pun yang bersalah harus meminta maaf.

BACA JUGA:Jajanan Khas Bandung Dinobatkan Kuliner Terenak se-ASEAN, Ada yang Bisa Nebak?

5. Dawet

Dawet adalah minuman bersantan yang dicampur dengan gula jawa dan cendol.

Dawet memiliki filosofi yang unik, seperti bentuk cendol yang melambangkan kebulatan kehendak orangtua untuk menjodohkan anak dalam pernikahan adat Jawa.

Dawet juga memiliki lambang Semar dan Gareng yang mengharapkan dagangannya laris manis.

Untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya dan tradisi kuliner yang terkait dengan filosofi unik dalam makanan, masyarakat dapat lakukan beberapa cara berikut:

1. Menjaga dan Mempelajari Tradisi

Kategori :