Tercatat, ULN Indonesia mencapai US$400,9 miliar atau sekitar Rp6.213,95 triliun (kurs Rp15.500) pada November 2023.
Jumlah itu naik 2 persen (yoy) dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,7 persen (yoy).
Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, perkembangan utang tersebut terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik.
Posisi ULN pada November 2023, terangnya, juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mayoritas mata uang global.
BACA JUGA:Nasib Rupiah Pagi Ini Jelang Rilis Data Perdagangan Indonesia
Situasi ini berimbas pada meningkatnya angka statistik ULN Indonesia mata uang lainnya dalam satuan dolar AS.
Seperti diketahui, rupiah lanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (16/1/2024).
Nilai tukar rupiah melemah 37 poin atau 0,24 persen ke level Rp15.592 per USD dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) memposisikan rupiah di level Rp15.592 per USD.
BACA JUGA:Pelaku Pasar Tunggu Laporan Perdagangan Indonesia, Begini Prediksi Pergerakan Rupiah di Awal Pekan
Adapun mata uang di kawasan Asia mayoritas melemah terhadap dolar AS.
Tercatat, yuan China anjlok 0,17 persen, baht Thailand merosot 0,55 persen, dolar Singapura ambruk 0,31 persen, dan ringgit Malaysia ambles 0,332 persen.
Begitu pun mata uang negara maju dominan loyo.
Poundsterling Inggris terperosok 0,48 persen, franc Swiss ambles 0,08 persen, dolar Kanada loyo 0,46 persen, dan dolar Australia melemah 0,63 persen.