BACAKORAN.CO – Rupiah dibuka lanjut melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Rabu (17/1/2024).
Nilai tukar rupiah berada pada level Rp15.626 per USD, turun 33 poin atau 0,21 persen dibanding perdagangan sehari sebelumnya.
Pelemahan terhadap rupiah dipicu naiknya imbal hasil obligasi AS akibat menurunnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve System alias The Fed.
"Pasar juga mengkhawatirkan (meningkatnya) eskalasi di Timur Tengah," ujar Pengamat Pasar Uang Lukman Leong.
Menurutnya, ketegangan akan memicu kenaikan harga energi dan tingkat inflasi yang bisa mengancam rupiah.
Pelaku pasar juga wait and see perihal suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang diumumkan hari ini.
Konsensus pasar dihimpun dari 10 institusi/lembaga memperkirakan secara absolute bahwa BI akan menahan suku bunga acuan (BI rate) di posisi 6,00 persen.
Dimana suku bunga deposit facility saat ini sebesar 5,25 persen dan suku bunga lending facility di level 6,75 persen.
BACA JUGA:Pelaku Pasar Tunggu Pengumuman Ini, Rupiah Lanjut Melemah Pagi Ini
Jika BI rate (suku bunga acuan) benar-benar kembali ditahan di level 6 persen, merupakan kali ketiga bank sentral Indonesia menahannya di posisi tersebut.
Terakhir BI menaikkan suku bunga acuan pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75 persen.
BI kemungkinan besar akan menahan suku bunga acuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah saat inflasi Indonesia yang melandai.
Sebelumnya, utang luar negeri (ULN) Indonesia kembali mengalami peningkatan.
BACA JUGA:Begini Nasib Rupiah Kala BI Umumkan Utang Indonesia Membengkak