BACAKORAN.CO - Pasukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris kembali melancarkan serangan keempat terhadap milisi Houthi di Yaman, pada Rabu malam 18 Januari 2024 .
Serangan ini mencakup kota pelabuhan Hodeida dan kota Taez.
Serangkaian serangan lain yang dilakukan terhadap sasaran Houthi meski tanpa menyebut jumlah pasti.
AS kembali menyebut Houthi sebagai entitas "teroris" setelah serangan mereka di Laut Merah.
Militer AS mengklaim telah menembak 14 rudal Houthi yang siap diluncurkan ke kapal-kapal di Laut Merah.
Militer Amerika Serikat klaim menembak 14 rudal ke Houthi di Laut Merah--
Rudal-rudal tersebut dianggap sebagai ancaman serius terhadap kapal dagang.
Dalam responsnya, Houthi menyatakan akan membalas serangan AS dan terus menyerang kapal-kapal, khususnya yang menuju pelabuhan Palestina yang diduduki.
Serangan ini berdampak signifikan terhadap jalur pelayaran internasional, khususnya di Laut Merah yang menyumbang 15% dari jalur tersebut.
BACA JUGA:Kenapa AS dan Inggris Gempur Yaman? Bombardir Rudal ke Basis Militan Houthi
Saat ini, sekitar 200.000 kontainer diangkut melalui Laut Merah setiap hari, turun dari 500.000 per hari pada bulan November.
Pengalihan perhatian terhadap serangan ini juga memperlambat perjalanan antara pusat produksi Asia dan konsumen Eropa, memakan waktu hingga 20 hari lebih lama.
Menurut Institut Ekonomi Dunia Kiel Jerman, dampak serangan ini terlihat dari penurunan angka perdagangan Jerman dan Uni Eropa, karena barang-barang yang diangkut masih tertahan di laut.
Perusahaan pelacakan kapal Kpler menyatakan bahwa kapal yang menghindari Laut Merah akan memutar ke Afrika Selatan di Tanjung Harapan, memperpanjang perjalanan selama 10 hari.