Hujan yang turun sebagai rahmat Allah adalah bukti kebaikan dan kasih sayang-Nya terhadap hamba-Nya.
Namun, bagi mereka yang lalai dan tidak bersyukur, hujan juga dapat menjadi azab.
Ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Allah dan menjauhi perilaku yang dapat mendatangkan azab.
5. Pemurnian Jiwa dan Pengingat Kematian
Hujan juga mengandung makna simbolis dalam Islam, khususnya dalam konteks pemurnian jiwa dan pengingat akan kematian.
Dalam beberapa hadis, Nabi Muhammad SAW menyamakan hujan dengan proses membersihkan dosa dan kesalahan.
Beliau bersabda, ‘Apabila hujan turun, maka itu merupakan air yang diberkahi oleh Allah; suci dari langit, bersih dari tanah.
Jika seseorang mencuci dirinya dengan air hujan, ia membersihkan dirinya dari dosa-dosanya’. (HR. Abu Dawud)
Hujan dianggap sebagai sarana untuk membersihkan diri dari dosa dan kesalahan.
BACA JUGA:Air Hujan Keruh, Warga Tuntut Kompensasi ke Perusahaan Tambang Batubara
Ini mengajarkan umat Islam untuk senantiasa melakukan introspeksi diri, bertaubat, dan memperbaiki perilaku sebagai bentuk persiapan menghadapi akhirat.
Dalam pandangan Islam, hujan bukan hanya sekadar fenomena alam biasa, tetapi juga merupakan tanda kebesaran Allah yang penuh makna.
Hujan memberikan manfaat yang melimpah bagi kehidupan di bumi, baik secara fisik maupun spiritual.
Karenanya, sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk mensyukuri nikmat hujan, menjaga kelestarian alam, dan selalu mengingat kebesaran Allah dalam setiap aspek kehidupan.