Sebelumnya, rupiah akhirnya menguat terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan, Jumat (19/1/2024) sore.
Nilai tukar rupiah naik 8,5 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp15.615 per USD.
Menguatnya rupiah didorong sikap pelaku pasar yang mulai merespons keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali menahan suku bunga acuan di posisi 6 persen.
Ini merupakan kali keempat BI menahan suku bunga.
BACA JUGA:Didorong Faktor Ini, Rupiah Berakhir di Zona Hijau pada Penutupan Perdagangan
Sentimen lain dari eksternal yang berpotensi memengaruhi rupiah adanya pidato pejabat Federal Reverse System alias The Fed terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga.
Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic meyakini adanya pemangkasan suku bunga acuan pada tahun ini.
Para pengambil kebijakan, kata Bostic, kemungkinan besar akan mulai menurunkan suku bunga pada kuartal ketiga mendatang.
Menurut Bosnic, dirinya bergantung pada data.
BACA JUGA:Ada Sentimen Positif Ini, Rupiah Dibuka Rebound Terhadap Dolar AS
Dimana ia telah memasukkan kemajuan tak terduga dalam inflasi dan aktivitas ekonomi ke dalam perkiraan.
Ini mempercepat perkiraan waktu untuk mulai menormalisasi suku bunga acuan ke kuartal ketiga dari kuartal keempat.
Namun, ia menegaskan bahwa dirinya tidak sepenuhnya menentang pemotongan sebelum kuartal ketiga.
Hal ini menyiratkan bahwa pemotongan suku bunga akan dilakukan paling cepat pada Juli.
BACA JUGA:Ketidakpastian Arah Suku Bunga Global Reda, Begini Perkiraan Tren Pergerakan Rupiah di 2024
Dari sentimen internal, Bank Indonesia (BI) memutuskan kembali menahan suku bunga acuan alias BI rate di level 6 persen pada Januari 2024.