Meskipun usus buntu dapat diangkat tanpa menimbulkan efek samping yang signifikan, namun usus buntu tetap penting untuk dihargai karena perannya dalam evolusi manusia.
Usus buntu diyakini sebagai sisa dari usus besar yang lebih panjang dan lebih lebar, yang dimiliki oleh nenek moyang manusia yang hidup jutaan tahun yang lalu.
Usus besar yang lebih panjang dan lebih lebar ini berfungsi untuk mencerna serat dari makanan nabati yang menjadi makanan utama nenek moyang manusia.
Namun, seiring dengan perubahan pola makan dan gaya hidup manusia, usus besar ini menjadi berkurang ukurannya, dan meninggalkan usus buntu sebagai bagian yang tersisa.
Usus buntu juga diyakini sebagai organ yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah-ubah.
Usus buntu dapat menyimpan bakteri-bakteri baik yang membantu pencernaan, dan melepaskannya kembali ke usus besar saat terjadi gangguan, seperti diare, penyakit, atau kelaparan.
Usus buntu juga dapat membantu manusia bertahan dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh mikroba yang bermutasi, dengan melatih sistem kekebalan untuk mengenali dan mengatasi mikroba-mikroba baru tersebut.