BACAKORAN.CO – Industri game tengah menghadapi masa sulit.
Banyak perusahaan pengembang game yang harus melakukan efisiensi, terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Teranyar, Riot Games mem-PHK 530 karyawan atau sekitar 11 persen dari total karyawan perusahaan secara global.
Anak perusahaan Tencent Holdings yang berbasis di Los Angeles itu merupakan pemilik game populer seperti League of Legends dan Valorant.
BACA JUGA:'Iso' Agent Terbaru Game Valorant? Bagaimana Kemampuannya di Medan Tempur? Berikut Ulasannya!
Karyawan yang terkena dampak PHK adalah mereka yang berada di luar tim pengembangan perusahaan.
Dilansir dari Reuters, industri penerbitan game digital sedang mengalami kesulitan untuk terus berkembang.
Konsumen cenderung menunda pembelian game-game yang mahal di tengah meningkatnya tingkat inflasi.
CEO Riot Games, Dylan Jadeja mengatakan, saat ini perusahaan mengalami ketidakfokusan, dan secara sederhana, memiliki terlalu banyak inisiatif yang sedang berlangsung.
BACA JUGA:5 Cara Memanfaatkan Vaseline Repairing Jelly Untuk Level Up your Skincare Game, Yuk Ikutin Girls!
“Beberapa investasi besar yang kami lakukan tidak memberikan hasil sebagaimana yang kami harapkan," terangnya.
Perubahan ini memungkinkan Riot untuk lebih fokus pada portofolio game utamanya seperti League of Legends, Valorant, Teamfight Tactics, dan Wild Rift.
Riot juga akan menghentikan pengembangan game baru di bawah Riot Forge dan melakukan penyesuaian staf serta fitur di game Legends of Runeterra.
Tencent, yang mendapatkan mayoritas saham Riot Games pada tahun 2011 juga memiliki saham di pengembang game asal Amerika Serikat (AS) lainnya, Epic Games.