BACAKORAN.CO - Timnas Indonesia benar-benar tidak bisa berkutik saat hadapi Jepang pada laga terakhir penyisihan Grup D Piala Asia 2023 Qatar. Pasukan Garuda dipaksa terus bertahan sepanjang pertandingan.
Bahkan jika saat menguasai bola pun, Jordi Amat dkk tidak bisa berlama-lama. Ini karena pemain Jepang langsung menyergap menutup ruang bagi pemain Indonesia.
Sepanjang pertandingan, tusukan dari sayap yang selalu menjadi andalan Timnas Indonesia dalam membongkar pertahanan lawan pun, nyaris tidak terlihat.
Hanya sekali tusukan itu dilakukan melalui Marselino Ferdinan. Sayangnya bola umpan tarik Marselino terlalu tajam sehingga mudah dipatahkan kiper Jepang.
BACA JUGA:Timnas Butuh Perkuat Komunikasi untuk Kalahkan Jepang, Bagaimana Caranya? Ini Kata Zainudin Amali
Bukti dominasi Jepang di pertandingan dini ditunjukkan dalam catatan penguasaan bola. Jepang kuasai permaiann 78 persen berbanding 28 persen untuk Indonesia.
Kemudian tekanan Jepang juga terbukti dengan 14 kali ancaman ke gawang Indonesia dimana 2 di antaranya on target. Bandingkan
dengan Indonesia yang hanya mampu menggangu sebanyak 3 kali dengan 1 di antaranya on target.
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong.-pssi-
Satu-satunya gol Indonesia pun tercipta di penghujung pertandingan. Menit 90+1 Sandy Walsh mendapat bola liar hasil lemparan ke dalam Pratama Arhan.
Dalam posisi leluasa, Sandy dengan mudah mencocor bola untuk taklukkan kiper Jepang Zion Suzuki. Sebelum gol itu, Indonesia sudah defisit tiga gol masing-masing dicetak Ayase Ueda (6'-pen, 52'), dan gol bunuh diri Justin Hubner (88').
BACA JUGA:Mau Rp50 Juta dan Nonton Timnas Gratis Setahun? Ikuti Sayembara Ini dan Cek Jadwalnya
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong dengan gentle akui keunggulan Jepang. Sebaagai tim terbaik Asia dengan peringkat 17 dunia, Jepang memang menunjukkan kelasnya sebagai tim kuat dengan banyak kelebihan.
"Jepang memiliki keseimbangan permainan dengan sangat baik. Mereka memiliki pertahanan dan penyerangan sama baiknya. Pressingnya bagus dan serangan baliknya juga luar biasa. Dengan keunggulan ini, mereka juga memiliki striker bagus," terang STY, sapaan Shin Tae Yong.
STY menjelaskan, bagusnya permainan Jepang itu membuat anak asuhnya kesulitan keluar dari tekanan. Mereka terus terkurung dan tidak bisa menunjukkan sisi agresifitas sebagaimana yang ditunjukkan di pertandingan sebelumnya.