BACA JUGA:Pengantin Viral, Tragedi Kebakaran Bromo. Sosok Pratiwi ‘Uwong’ Palembang.
Kompleks gunung ini dihuni oleh suku Tengger, yang memiliki tradisi unik dalam upacara keagamaan mereka.
Setiap tahun, suku Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada di kawah Bromo.
Dalam upacara ini, mereka membuang sesajen dan benda-benda lain ke dalam kawah sebagai tanda penghormatan kepada Dewa Brahma.
Ada juga mitos yang diceritakan oleh suku Tengger tentang asal-usul Gunung Bromo.
Menurut legenda, Bromo adalah hasil dari pernikahan antara Roro Anteng dari suku Tengger dan Joko Seger dari suku Bromo.
BACA JUGA:Prewedding Tanpa Izin, Bukit Teletubbies Bromo Terbakar Akibat Foto Flare
Mereka dipaksa untuk menikah oleh masyarakat setempat untuk mengakhiri bencana alam yang melanda. Sejak saat itu, keturunan mereka dikenal sebagai suku Tengger.
Menjadi Taman Nasional Terindah di Dunia
Pengakuan Bromo sebagai taman tercantik di dunia bukanlah tanpa alasan.
Keunikan pemandangan alamnya, kombinasi antara gunung berapi, lautan pasir, dan keelokan matahari terbit menjadikannya destinasi yang memikat hati.
Disamping itu, upaya konservasi dan pemeliharaan alam yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia telah membuat Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tetap lestari dan mempesona.
Tidak hanya keindahan alam, tetapi juga keramahan masyarakat lokal turut memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjung.
BACA JUGA:Sekali Seumur Hidup, Nikmatin Keindahan Gunung Bromo yang Sangat Indah
Masyarakat Tengger yang ramah dan menjunjung tinggi tradisi lokalnya membuat setiap kunjungan ke Bromo menjadi lebih berarti.
Peran Masyarakat dalam Pemulihan