BACAKORAN.CO – Federal Reserve System alias The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan dalam pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC).
Tak hanya itu, bank sentral juga memberikan sinyal kuat adanya penurunan suku bunga.
Namun, The Fed menepis harapan penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) pada Maret 2024.
Sementara pelaku usaha dan pelaku pasar pun memperkirakan, The Fed bakal mulai menurunkan suku bunga.
BACA JUGA:The Fed Kasih Sinyal Penurunan Suku Bunga di 2024, Kapan Mulai Dipangkas?
Selain itu, data terbaru menunjukkan pasar tenaga kerja AS relatif tahan di tengah suku bunga tinggi.
Menurut Analis Pasar Lukman Leong, rupiah melemah terhadap dolar AS dipicu data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) nonfarm payroll (NFP) yang jauh lebih kuat dari perkiraan.
Dalam laporan data NFP AS diketahui perekonomian menambah 353.000 pekerjaan pada Januari 2024.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan yang direvisi sebesar 333.000 pada Desember, dan jauh di atas perkiraan pasar sebesar 180.000.
BACA JUGA:The Fed Belum Mau Pangkas Suku Bunga, Simak Penjelasan Lengkap Mr Powell !
Data tersebut, terangnya, merupakan kenaikan lapangan kerja terbesar dalam satu tahun.
Kondisi ini menandakan pasar tenaga kerja AS masih kuat.
Dalam pernyataan resmi, The Fed menyampaikan bahwa pemangkasan suku bunga tidak akan dipertimbangkan selama mereka belum yakin bahwa inflasi bergerak menuju target 2 persen.
Mereka menegaskan komitmen untuk membawa inflasi ke tingkat tersebut dan tetap memperhatikan risiko inflasi.
BACA JUGA:Pergerakan Rupiah Pagi Ini saat The Fed Tahan Suku Bunga