BACAKORAN.CO - Kasus pencurian 133 ton ayam subsidi di Kuba menghebohkan dunia.
Tidak tanggung-tanggung, 30 orang terlibat dalam aksi kejahatan ini.
Mereka tidak hanya mencuri ayam dari fasilitas negara tetapi juga menjualnya di pasar gelap untuk membeli barang-barang mewah seperti kulkas, laptop, televisi, dan AC.
BACA JUGA:Long Weekend 7-10 Februari 2024, Jasa Marga Catat 681 Ribu Kendaraan Keluar Jabotabek
Ayam yang dicuri merupakan bagian dari sistem rasio buku yang diberlakukan oleh pemerintah Kuba sejak revolusi Fidel Castro pada tahun 1959.
Sistem ini bertujuan untuk menyediakan bahan pokok bersubsidi bagi seluruh rakyat Kuba.
Namun, akibat krisis ekonomi yang melanda negara tersebut, ketersediaan ayam melalui buku rasio menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir.
Banyak warga yang harus mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan penghasilan rata-rata 4.209 peso per bulan (sekitar Rp 750 ribu).
BACA JUGA:4 Tips Sehat dari Kemenkes untuk Petugas KPPS yang Bertugas di Pemilu 2024, Apa Saja?
Pencurian ayam terjadi di sebuah fasilitas penyimpanan dingin di ibu kota Havana.
Para pelaku memanfaatkan waktu antara tengah malam hingga jam 2 pagi, ketika suhu ruangan berfluktuasi.
Mereka mengangkut ayam dalam 1.660 kotak putih menggunakan truk.
Aksi mereka terekam kamera pengawas.
BACA JUGA:Sempat Menyesal! Tom Lembong: Refleksi dan Harapan untuk Masa Depan Ekonomi Indonesia
Dari 30 orang yang didakwa, sebagian besar adalah orang dalam yang bekerja di fasilitas tersebut, seperti bos shift, pekerja TI, dan penjaga keamanan.