BACAKORAN.CO – Sentimen terkait pemililhan presiden (Pilpres) 2024 masih menjadi bayang-bayang bagi pergerakan nilai tukar rupiah.
Analis pasar memperkirakan bahwa rupiah akan mengalami fluktuasi yang cenderung tidak stabil menjelang pemungutan suara Pilpres.
Pasar keuangan sedang menunggu hasil Pilpres yang diharapkan akan memengaruhi arah kebijakan ekonomi nasional.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, sikap wait and see dari pelaku pasar dapat memberikan tekanan tambahan terhadap pergerakan rupiah.
BACA JUGA:Masa Tenang Jelang Pemungutan Suara Pilpres, Bagaimana Pergerakan Rupiah?
Dia menegaskan bahwa pasar mungkin akan enggan untuk berinvestasi dalam aset rupiah selama periode ini.
“Begitu juga kalau terjadi Pemilu dua putaran,” terangnya.
Sikap wait and see akan kembali diambil para pelaku pasar.
Senada dikatakan Lukman Leong, analis pasar mata uang, sentimen utama yang memengaruhi rupiah saat ini adalah situasi politik pasca Pilpres.
BACA JUGA:Pilpres Bayang-bayangi Pergerakan Rupiah, Bagaimana Nasibnya Pekan Ini?
Para analis percaya bahwa rupiah memiliki potensi untuk menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jelang Pilpres 2024.
Ariston memperkirakan bahwa rupiah dapat menguat mengingat potensi pelemahan indeks dolar AS.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve System alias The Fed masih menjadi pemicu utama pelemahan dolar AS.
Namun, hal ini masih menunggu konfirmasi resmi dari The Fed.
BACA JUGA:Elektabilitas Anies, Prabowo, dan Ganjar: Sorotan Akhir Masa Kampanye Pilpres 2024